Guru adalah pelaku perubahan. Gagasan ini menjadikan guru harus peka
dan tanggap terhadap berbagai perubahan, pembaharuan serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sejalan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan
zaman. Di sinilah tugas guru semestinya harus senantiasa mengembangkan wawasan
ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas pendidikannya hingga apa yang diberikan
kepada peserta didiknya tidak lagi terkesan ketinggalan zaman. Bahkan tidak
sesederhana itu saja, ciri guru ideal di era globalisasi seperti saat ini perlu
tampil sebagai pendidik, pengajar, pelatih, inovator dan dinamisator secara
sekaligus dan integral dalam mencerdaskan anak didiknyaa.
Salah satu indikator utama unggul tidaknya sebuah sekolah adalah
ditentukan dari faktor mutu guru. Guru dituntut memiliki profesionalisme di
bidangnya. Artinya guru tidak hanya harus memiliki pengetahuan yang luas
tentang bidang yang diajarnya, namun seluruh komponen yang berkaitan dengan
pendidikan harus ada pada diri para guru itu sendiri. Hal itu pula didasarkan
atas asumsi bahwa persoalan peningkatan mutu pendidikan tentu bertolak pada
karakter seorang pendidik. Oleh sebab itu, semakin banyak guru yang berkualitas
di suatu sekolah, tentu akan semakin berkualitas pulalah sekolah tersebut.
Sosok guru merupakan hal yang paling utama bagi keberhasilan suatu
sistem pendidikan. Di tengah kemajuan zaman dan tantangan yang semakin pesat,
idealnya guru harus terus belajar, kreatif mengembangkan diri dan terus
menyesuaikan pengetahuan dan cara mengajarnya dengan penemuan-penemuan
kontemporer. Namun, realitas yang ada pada umumnya guru sulit untuk selalu
semangat mengembangan kepribadiannya. Bahkan sekedar untuk mengikuti berbagai
macam kursus, seminar, pelatihan dan kegiatan semacamnya.
Kompetensi Guru di Era
Globalisasi
Berdasarkan gambaran pendidikan di era globalisasi terlihat bahwa
pendidikan di era tersebut menuntut adanya manajemen pendidikan yang modern dan
profesional dengan bernuansa pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan diharapkan
mampu mewujudkan peranannya secara efektif dengan keunggulan dalam
kepemimpinan, staf, proses belajar mengajar, pengembangan staf, kurikulum,
tujuan dan harapan, iklim sekolah, penilaian diri, komunikasi, dan keterlibatan
orang tua/masyarakat. Tidak kalah pentingnya adalah sosok penampilan guru yang
ditandai dengan keunggulan dalam nasionalisme dan jiwa juang, keimanan dan
ketakwaan, penguasaan iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme,
kerjasama dan belajar dengan berbagai disiplin, wawasan masa depan, kepastian
karir, dan kesejahteraan lahir batin. Paradigma baru pembelajaran pada era
globalisasi memberikan tantangan yang besar bagi guru. Pada era tersebut dalam
melaksanakan profesinya, guru dituntut lebih meningkatkan profesionalitasnya.
Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu
pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Maister
(1997) mengemuka-kan bahwa profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi
dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih
dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi
memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.
Menurut Arifin, guru yang profesional dipersyaratkan mempunyai; 1)
dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat teknologi dan masyarakat
ilmu pengetahuan di era globalisasi, 2) penguasaan kiat-kiat profesi
berdasarkan riset dan praksis pendi-dikan yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu
praksis bukan hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan proses
yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset pendidikan hendaknya
diarahkan pada praksis pendidikan masyarakat Indonesia, 3) pengem-bangan
kemampuan profesional berkesinambungan, profesi guru merupakan profesi yang
ber-kembang terus menerus dan berkesinambungan antara LPTK dengan praktek
pendidikan. Kekerdilan profesi guru dan ilmu pendidikan disebabkan terputusnya
program pre-service dan in-service karena pertimbangan birokratis yang kaku
atau manajemen pendidikan yang lemah.
Dengan adanya persyaratan profesionalisme guru ini, perlu adanya
paradigma baru untuk melahirkan profil guru yang profesional di era globalisasi,
yaitu; 1) memiliki kepribadian yang matang dan berkembang, 2) penguasaan ilmu
yang kuat, 3) keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan
teknologi, dan 4) pengembangan profesi secara berkesinambungan. Keempat aspek
tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dan ditambah
dengan usaha lain yang ikut mempengaruhi perkembangan profesi guru yang
profesional.
Apabila syarat-syarat profesionalisme guru tersebut terpenuhi, akan
melahirkan profil guru yang kreatif dan dinamis yang dibutuhkan pada era
globalisasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Semiawan (1999), bahwa pemenuhan
persyaratan guru profesional akan mengubah peran guru yang semula sebagai
orator yang verbalistis menjadi berkekuatan dinamis dalam menciptakan suatu
suasana dan lingkungan belajar yang inovatif. Dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan, guru memiliki multi fungsi yaitu sebagai fasilitator, motivator,
informator, komunikator, transformator, change agent, inovator, konselor,
evaluator, dan administrator. Berdasarkan pendapat Semiawan tersebut tampak
bahwa sikap profesionalisme guru di era globalisasi merupakan kompetensi guru
di era globalisasi.
Menurut Makagiansar (1996) memasuki era glogalisasi pendidikan akan
mengalami pergeseran perubahan paradigma yang meliputi pergeseran paradigma: 1)
dari belajar terminal ke belajar sepanjang hayat, 2) dari belajar berfokus
penguasaan pengetahuan ke belajar holistik, 3) dari citra hubungan guru-murid
yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan kemitraan, 4) dari pengajar yang
menekankan pengetahuan skolastik (akademik) ke penekanan keseimbangan fokus
pendidikan nilai, 5) dari kampanye melawan buta aksara ke kampanye melawan buat
teknologi, budaya, dan komputer, 6) dari penampilan guru yang terisolasi ke
penampilan dalam tim kerja, 7) dari konsentrasi eksklusif pada kompetisi ke
orientasi kerja sama. Dengan memperhatikan pendapat ahli tersebut nampak bahwa
pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas dalam menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan yang bersifat
kompetitif.
Galbreath (1999) mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran yang
digunakan pada era pengetahuan adalah pendekatan campuran yaitu perpaduan
antara pendekatan belajar dari guru, belajar dari siswa lain, dan belajar pada
diri sendiri.
Era Globalisasi
|
·
Guru sebagai fasilitator
·
Guru sebagai kawan belajar
·
Belajar diarahkan oleh siswakulum.
·
Belajar secara terbuka, ketat dengan waktu fleksibel sesuai
keperluan
·
Berdasarkan proyek dan masalah
·
Dunia nyata, dan refleksi prinsip dan survei
·
Penyelidikan dan perancangan
·
Penemuan dan penciptaan
·
Kolaboratif
·
Berfokus pada masyarakat
·
Hasilnya terbuka
·
Keanekaragaman yang kreatif
·
Komputer sebagai media belajar
·
Interaksi multimedia yang dinamis
·
Komunikasi tidak terbatas
·
Unjuk kerja diukur oleh pakar, penasehat, kawan sebaya dan diri
sendiri.
|
Berdasarkan tabel di atas dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa;
1) Pada era globalisasi menginginkan paradigma belajar melalui proyek-proyek
dan permasalahan-permasalahan, inkuiri dan desain, menemukan dan penciptaan. 2)
Betapa sulitnya mencapai reformasi yang sistemik, karena bila paradigma lama
masih dominan, dampak reformasi cenderung akan ditelan oleh pengaruh paradigma
lama. 4) Praktek pembelajaran di era globalisasi lebih sesuai dengan teori
belajar modern. Melalui penggunaan prinsip-prinsip belajar berorientasi pada
proyek dan permasalahan sampai aktivitas kolaboratif dan difokuskan pada
masyarakat, belajar kontekstual yang didasarkan pada dunia nyata dalam konteks
pada peningkatan perhatian pada tindakan-tindakan atas dorongan pembelajaran
sendiri. 5) Pada era globalisasi praktek pembelajaran tergantung pada piranti-piranti
pengetahuan modern yakni komputer dan telekomunikasi, namun sebagian besar
karakteristik era globalisasi bisa dicapai tanpa memanfaatkan piranti modern.
Meskipun teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan katalis yang penting
yang membawa guru pada metode belajar era globalisasi, tetapi yang membedakan
metode tersebut adalah pelaksanaan hasilnya bukan alatnya.
Description: Sosok Guru Era Globalisasi (Profesi Pendidikan)
Rating: 4.5
Reviewer: Unknown -
ItemReviewed: Sosok Guru Era Globalisasi (Profesi Pendidikan)
0 comments:
Post a Comment