Konsep-konsep akuntansi dapat dievaluasi
pada tingkat dasar- tingkat struktur, tingkat interprektif dan tingkat
perilaku. Laba akuntansi (accounting income) telah dikembangkan dengan baik
pada tingkat struktual dan prosedural, tetapi gagal mencapai tujuan dasar pada
tingkat interprektif dan perilaku. Setidak-tidaknya kegagalan ini merupakan
akibat kenyataan bahwa pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian telah
didefenisikan dan di ukur berdasarkan pendekatan deduktif normatif.
PENDAPATAN
(REVENUE)
6.1
Pengertian
pendapatan
Pendapatan
merupakan hasil imbalan terhadap adanya penyerahan barang atau jasa yang telah
di produksi dalam operasi perusahaan. Pendapatan merupakan unsure yang paling
utama dalam menentukan tingkat laba yang dapat dilihat sebagai prestasi
perusahaan dalam mengoperasikan perusahaannya dalam suatu periode tertentu. Di
bawah ini penulis mengutip beberapa pendapat mengenai pengertian pendapatan.
Menurut Ahmed Riahi-Belkaoui dalam bukunya “Teori Akuntansi” menyatakan
sebagai berikut :
“Pendapatan (revenue) adalah arus masuk
atau peningkatan nilai assets
dari sebuah entitas atau
pelunasan utangnya (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode tertentu
yang berasal dari pengiriman atau pembuatan barang. Pemberian jasa, atau
pelaksanaan aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan utama yang masih
berlangsung dari entitas tersebut”.
Sedangkan
menurut Abdullah Shahab dalam bukunya “Teori dan Problem Accounting
Principles I” menyatakan bahwa :
“Pendapatan (revenue) adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban suatu badan usaha yang timbul dari penyerahan barang dagang/jasa atau
aktivitas usaha lainnya didalam suatu periode. Tidak termasuk dalam pengertian revenue adalah peningkatan aktiva
perusahaan yang timbul dari pembelian harta, investasi untuk pemilik pinjaman
atau koreksi rugi laba periode lalu”.
Dan
dalam statement yang dibuat tahun 1957, The Committee On Accounting
Concept And Standart Of The American Accounting Association merumuskan
pendapatan dalam pernyataannya sebagai berikut :
“Pendapatan (revenue) adalah pernyataan moneter
dari keseluruhan produk dan jasa-jasa yang ditransfer oleh perusahaan kepada
para pelanggannya selama suatu periode”.
Dari
beberapa pengertian pendapatan diatas dapat disimpulkan bahwa revenue
atau pendapatan adalah arus masuk bruto atau peningkatan nilai aset dan
penurunan kewajiban dari aktivitas normal perusahaan selama periode tertentu
yang dinyatakan dalam satuan moneter.
6.2
Sumber-sumber Pendapatan
Menurut Munandar (1996 : 17)
pendapatan yang diperoleh perusahaan berdasarkan sumbernya dapat dibedakan atas
dua kelompok, yaitu :
1. Pendapatan
Operasional (Operating Revenue)
Operating
revenue adalah pendapatan yang diterima
perusahaan, yang berkaitan/berhubungan secara langsung dengan usaha pokok
perusahaan tersebut. Jenis-jenis dari pendapatan operasional antara lain:
ü Penjualan
(Sales) ialah hasil penjualan barang atau jasa yang menjadi objek usaha
pokok/utama dalam perusahaan. Contoh: pendapatan operasi PT Telkom yang
diperoleh dari jasa telekomunikasi yang diberikan kepada pelanggan berupa
penjualan Kartu Telepon dan lain-lain.Penjualan
Sales dapat dibedakan menjadi :
§ Penjualan
bruto (Gross profit) yaitu semua hasil penjualan sebelum dikurangi
dengan berbagai potongan atau pengurangan-pengurangan lainnya.
§ Penjualan
bersih (net profit) yaitu penjualan bersih yang sudah diperhitungkan
(dikurangi) dengan berbagai potongan dan pengurangan-pengurangan lainnya.
ü Potongan
pembelian tunai (purchase discount) ialah pendapatan yang diterima oleh
perusahaan karena pembelian barang secara tunai.
ü Penerimaan
tambahan dari pembelian (Penerimaan allowance) ialah tambahan barang (ekstra)
yang diterima oleh pihak penjual karena perusahaan membeli barang-barang dalam
jumlah besar.
2. Pendapatan
bukan operasional (non operating revenue)
Non
operating revenue ialah pendapatan yang diterima oleh
perusahaan yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan usaha pokok
perusahaan. Jenis-jenis pendapatan bukan operasional antara lain :
ü Normal revenue activities
§ Pendapatan
Bunga, yaitu bunga yang merupakan penghasilan dan sudah menjadi hak perusahaan
atas jasa yang telah diberikan kepada pihak lain.
§ Pendapatan
sewa (rent earned), yaitu sewa yang merupakan penghasilan dari jasa
menyewakan harta-harta kepada pihak lain.
§ Pendapatan
deviden kas (Cash devident earned), yaitu uang yang merupakan
penghasilan dan sudah menjadi hak perusahaan sebagai laba, karena perusahaan
memiliki saham-sahamnya yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan lain.
ü Non revenue activities,
yaitu pendapatan penjualan atau pertukaran yang bukan barang dagangan yang
dikenal dengan istilah Gain. Yang mana gain ini in flow dari
asset.
6.3
Sifat
komponen Pendapatan (Revenue)
Sifat komponen revenue, Revenue
diinterpretasikan sebagai:
Ø Aliran
masuk aset bersih yang berasal dari penjualan barang atau Aliran keluar barang
atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan
Ø Produk
perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan
selama periode waktu tertentu
Secara
mendasar terdapat dua pandangan tentang komponen revenue, yaitu:
Ø Pandangan komprehensif,
revenue adalah semua hasil dari aktivitas bisnis dan investasi.
Ø Pandangan sempit, revenue
hanya memasukkan hasil yang berasal dari aktivitas penghasil revenue dan
mengeluarkan penghasilan investasi dan keuntungan/kerugian dari pelepasan aset
tetap.
6.4
Apa
yang harus dimasukkan dalam revenue
Dalam
beberapa usaha untuk menggambarkan pendapatan (revenue) atau sifat dari
komponen income tidak sesuai dengan konsep produk tentang apa yang harus
dimasukkan kedalam pendapatan. Disatu pihak dikatakan bahwa perubahan-perubahan
dalam aktiva perusahaan selain transaksi modal harus dianggap sebagai
pendapatan. Pihak lain menyatakan harus ada pemisahan antara aktivitas yang
menghasilkan pendapatan (revenue) dengan gains dan losses.
A.P.B
dalam statement no.4 nya yang menyatakan bahwa sebagai tambahan atas penjualan
barang-barang dan jasa, maka kedalam pendapatan (revenue) juga dimasukkan penjualan
sumber-sumber lain selain produk perusahaan, misalnya penjualan mesin,
peralatan, dan investasi-investasi.
6.5
Pengukuran
Pendapatan (Revenue)
Nilai
tukar produk atau jasa perusahaan merupakan ukuran terbaik bagi pendapatan.
Nillai tukar ini menunjukan ekuivalen kas atau nilai sekarang dari
pendiskontoan tagihan uang yang akhirnya akan diterima dari transaksi
pendapatan.. Di dalam banyak kasus,
nilai ini bisa di ekivalen dengan harga yang di sepakati dalam transaksi dengan
pelanggan. Tetapi penyisihan semestinya harus dibuat untuk waktu menunggu
hingga tagihan dibayar. Penjualan kas sebesar Rp. 100, menghasilkan pendapatan
sebesar Rp. 100, tetapi penjualan serupa dengan pembayaran yang sama setahun
kemudian menghasilkan pendapatan kurang dari Rp. 100, karena kita harus
mendiskontokan jumlah tersebut. Apabila waktu menunggu singkat, maka diskonto
dapat diabaikan karena tiga alasan pragmatik sebagai berikut:
§ Dengan
tingkat diskonto yang rendah maka jumlah diskonto akan kecil dan tidak
mempengaruhi total penilaian pendapatan secara material. Misalnya, tagihan yang
akan dibayar dalam waktu 60 hari, maka jumlah diskonto dengan tingkat 10% per
tahun akan kurang dari 2% dari pendapatan.
§ Karena
bunga diklasifikasikan sebagai bagian dari total pendapatan, maka pengaruh
utama berasal dari pengaruh waktu. Bunga harus dicatat setelah pencatatan
pendapatan yang berasal dari transaksi awal. Akan tetapi, jika jumlah bunga tidak
material, maka pemasukannya dalam pendapatan penjualan akan berpengaruh kecil
terhadap total pendapatan untuk periode itu.
§ Klasifikasi
pendapatan yang timbul dari saat penantian (bunga) akan hilang dan dimasukkan
dalam klasifikasi pendapatan yang berasal dari penjualan produk atau jasa.
Kriteria diatas untuk pengukuran
pendapatan mengacu pada nilai sekarang dari uang atau ekivalen uang yang
akhirnya akan diterima sebagai hasil proses produksi atau transaksi pendapatan.
Maka jelaslah bahwa seluruh retur, potongan dagang, dan pengurangan-pengurangan
lainnya dari harga yang ditagih harus dikurangkan dari pendapatan yang berasal
dari transaksi tertentu. Perlakuan potongan tunai dan kerugian akibat dari
piutang tak tertagih mungkin tidak begitu jelas. Akan tetapi, hal ini juga
merupakan pengurangan dari harga yang ditagih, walaupun tidak sengaja, seperti
dalam hal kerugian dari piutang ragu-ragu.
6.6 Timing dari pada
Pendapatan (Revenue)
Pendapatan
membutuhkan pengetahuan mengenai kepastian bahwa dia dapat diukur, dan bukan
sekedar pengetahuan bahwa nilai tambah sudah terjadi.
Sprouse
dan Moonitz mengatakan bahwa “ pendapatan (revenue) harus diindentifikasikan
dengan periode di mana kegiatan ekonomi yang utama untuk menciptakan dan
melemparkan barang dan jasa yang telah diselesaikan, dengan catatan bahwa
pengukuran yang objektif dapat dilakukan.
Istilah
“pendapatan (revenue) realization” digunakan dalam pengertian teknis oleh
akuntan untuk membuat aturan-aturan khusus guna menentukan kapan suatu
pendapatan harus dilaporkan. Secara umum konsep realisasi merupakan laporan
pendapatan (revenue) pertukaran yang terjadi, dengan kata lain barang dan jasa
telah ditransfer kepada langganan atau klien sehingga menyebabkan meningkatnya
jumlah kas tuntutan/penagihan atas kas serta aktiva lainnya.
6.7
Laporan Pendapatan
1. Laporan
pendapatan (revenue) selama produksi
Dasar
akuntan akrual yang tradisional mengkui pendapatan pada saat dihasilkan jika
pada saat yang sama tagihan terhadap pelanggan atau klien meningkat. Prinsip
ini umumnya berlaku dalam industri jasa. Produk perusahaan terjadi ketika jasa
diberikan. Jumlah tagihan biasanya ditentukan berdasarkan persetujuan atau
kontrak sebelumnya, atau seringkali berdasarkan harga perdagangan yang telah
ditetapkan, walaupun klien atau penyewa tidak dituntut membayar sampai suatu
tanggal kemudian atau setidak-tidaknya samppai sejumlah jasa tertentu telah
diberikan. Beberapa contoh dasar akrual
pada saat pelaporan selama produksi:
Ø Kontrak
jangka panjang
Aplikasi
kedua yang diterima untuk melaporkan pendapatan selama masa produksi adalah
pengakuan terhadap pendapatan dalam kontrak-kontrak jangka panjang.
Pertimbangan
yang paling penting adalah bahwa harga total kontrak telah ditentukan terlebih
dahulu dan demikian jumlahnya sudah pasti. Kepastian tentang harga jual sudah
ditekan seminim mungkin (hampir tidak ada masalah) dan ketidakpastian yang
berkenaan dengan pengumpulan harga yang sudah ditentukan tersebut tidaklah
besar terutama apabila pihak pembeli adalah unit-unit pemerintah atau
perusahaan-perusahaan besar yang sudah mapan. Prosedur ini mempunyai dua
kesulitan utama, yaitu:
§ hal
ini mengasumsikan bahwa keuntungan yang diterima perusahaan timbul karena
dikeluarkannya biaya padahal bagian penting dari kontribusi perusahaan mungkin datangnya
dari mana masa perencanaan dimana biaya belum begitu dikeluarkan.
§ Kesulitan
yang kedua timbul karena presentasi dihitung dengan menggunakan biaya total
sebagai angka penyebut.
Ø Pertambahan
(accretion)
Pendapatan
(revenue) yang berasal dari accretion hanya dapat diakui dengan perbandingan
penilain-penilaian persediaan. Nilai sekarang yang dihitung kembali sulit untuk
ditentukan karena hal tersebut tergantung kepada harapan-harapan sehubungan
dengan harga pasar pada masa yang akan datang. Perkiraan biaya yang perlu
dikeluarkan untuk peningkatan nilai tersebut, biaya-biaya dalam masa panen,
serta biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk memasarkan produk akhir.
Kriteria
yang penting adalah adanya kepastian tentang harga jual akhir dari produk dan
biaya-biaya tambahan yang dibutuhkan untuk memungkinkan pertumbuhan optimal dan
persiapan-persiapan untuk melakukan penjualan.
2. laporan
pendapatan (revenue) setelah produksi selesai
Pada
saat produk diselesaikan, satu dari beberapa ketidakpastian terdahulu yaitu
biaya produksi sekarang dapat dihitung dengan tingkat ketepatan yang wajar.
Harga jual dan biaya tambahan penjualan serta penyerahan masih tetap belum
pasti. Akan tetapi, bila biaya-biaya ini dapat ditaksir cukup tepat, maka pada
saat penyelesaian produksi ini dapat dibenarkan untuk melaporkan pendapatan.
Dari
segi pandang ekonomi, nilai bertambah pada semua kegiatan ekonomi perusahaan,
termasuk produksi akan tetapi pelaporan pendapatan pada waktu penyelesaian
produksi tergantung pada tingkat kepastian dimana harga jual dan biaya tambahan
dapat diestimasikan dengan baik.
Dalam
beberapa hal laporan pendapatan pada saat penyelesaian proses produksi
diperbolehkan sekalipun produk-produk yang diproduksikan tidak berdasarkan pada
kontrak tertentu. Kriteria utama untuk hal tersebut adalah
§ Adanya
harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil.
§ Biaya
pemasaran tidak besar.
§ Saling
pertukaran unit-unit produksi.
Ketidakmampuan dalam menentukan biaya
bukanlah merupakan satu alasan yang logis untuk
mengukur pendapatan pada saat penyelesaian produksi. Pertimbangan pokok
adalah pada kemampuan untuk memperoleh pengukuran- pengukuran pendapatan dan
biaya-biaya yang dapat diverifikasikan secara baik dan dapat dipercaya.
3. Laporan
pendapatan pada saat penjualan
Laporan
pendapatan pada saat penjualan didasarkan kepada :
§ Harga
pokok dapat ditetapkan secara pasti.
§ Produk
yang dijual telah meninggalkan perusahaan dan aktiva-aktiva baru sudah
menggantikan produk tersebut.
§ Banyak
pihak-pihak yang berkepentingan menganggap bahwa penjualan merupakan kejadian
keuangan yang paling penting dalam kegiatan ekonominya.
§ Kebanyakan
biaya produksi atau pengadaan barang produksi tersebut telah dikeluarkan dengan
mudah.
4. Laporan
pendapatan sesudah penjualan
Penerimaan
kas atau antisipasi penerimaan kas adalah signifikan dalam pengukuran
pendapatan tetapi kedua hal tersebut tidaklah penting sekali dalam proses yang
meningkatkan aktiva perusahaan. Namun demikian, apabila salah satu dari kedua
kriteria yang berikut dipenuhi, penundaan pengakuan pendapatan sampai saat
penerimaan tunai memang dapat dibenarkan :
§ Apabila
tidak mungkin mengukur nilai aktiva yang diterima secara cukup tepat.
§ Apabila
masih ada biaya-biaya yang material jumlahnya yang masih harus dikeluarkan dan
biaya-biaya ini tidak dapat ditaksirkan jumlahnya secara tepat.
Contoh yang sering dipergunakan untuk
membenarkan penundaan pengukuran pendapatan adalah penjualan dengan cicilan.
Tagihan sering diragukan karena pembeli mempunyai kecendrungan “besar pasak
dari tiang”, atau pembeli diluar kesanggupan untuk membayar.
BEBAN
(EXPENSES)
6.8
Pengertian
Beban (Expenses)
Expense juga merupakan “konsep arus” (a flow concept)
yang menggambarkan perubahan-perubahan yang negatif (unfavoroble) dalam sumber
perusahaan. Yang lebih tepat expense dapat dikatakan sebagai pemakaian atau
konsumsi barang ddan jasa dalam proses untuk memperoleh pendapatan.
Tidak
jarang terjadi expense didefenisikan dalam pengertian biaya yang habis
digunakan (cost expiration) atau alokasi biaya. Penilaian expense adalah suatu
masalah yang berbeda dengan defenisi expense. Expense diukur melalui penilaian
dari jumlah barang atau jasa yang diipakai atau diasumsikan.
Pertayaan-pertayaan sehubungan dengan istilah “extenses”.
6.9
Apa
yang seharusnya dimasukkan dalam expense?
Dalam
defenisi diatas, hanya perubahan-perubahan negatif (unsavorable) yang terjadi
dalam proses pendapatan saja yang dimasukkan dalam expense.
Potongan-potongan
penjualan (sales discont) dan bed debt losses secara konvensional diperlukan
sebagai expense. Potongan-potongan adalah pengurangan pendapatan dan bukanya
bunga dari dana yang dipinjam.
Asset
expiration dan kewajiban-kewajiban yang timbul dengan adanya transaksi modal
tidak boleh dimasukkan sebagai expense tetapi sebagai pengurangan modal. Tujuan
untuk memperoleh pendapatan sangat tidak langsung, seperti halnya
pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan atas utang-utang atau kebutuhan untuk
menservice utang perusahaan.
Pengklasifikasian
expense kedalam “selling”, “administrative” atau “cost of good sold” akan
berguna untuk maksud-maksud penganalisaan didalam perusahaan sendiri. Sementara
masing-masing klasifikasi dapat menggambarkan pemakaian barang-barang dan jasa
dalam proses operasi perusahaan pada waktu yangberbeda-beda, tetapi kesemuanya
merupakan expense. Cost of good sold merupakan expense, sama saja halnya dengan
komisi untuk para tenaga penjual.
7.
Bagaimana
seharusnya pengukuran terhadap expense?
Pengukuran
barang-barang dan jasa-jasa yang dipakai dalam operasi perusahaan tidak
mempunyai solusi yang sederhana. Menurut pendapat pihak-pihak yang menyatakan
bahwa expense merupakan penurunan aktiva perusahaan, pengukuran yang logis
adalah nilai dari barang-barang dan jasa yang digunakan dalam operasi
perusahaan. Sebaliknya, pihak-pihak yang menekankan pada laporan arus kas
expense diukur dalam pengertian transaksi.
Pengukuran-pengukuran
yang umum diginakan dalam expense, adalah:
Ø Biaya
Historis
Alasan
utama penggunaan biaya-biaya historis adalah karena biaya-biaya tersebut dapat
diverifikasi mengingat hal tersebut menggambarkan pengeluaran perusahaan.
Ø Harga
yang berlaku sekarang (current price)
Seperti
halnya pendapatan, expenses juga harus diukur dengan harga sekarang dari barang
atau jasa yang dipakai. Income yang dihasilkan penjualan merupakan kelebihan
kas atau claim yang akan diterima atas jumlah sumber-sumber yang dipakai. Jadi,
pengukuran expenses dalam harga-harga sekarang mempunyai keuntungan karena
membedakan:
§ Income
yang dihasilkan dari transaksi, dan
§ Gains
dan losses yang diakibatkan karena perusahaan memiliki/menahan terlebih dahulu
aktiva sebelum masanya dipakai dalam operasi. Harga berlaku sekarang dapat
menggambarkan baik harga likuidasi saat ini (penjualan) ataupun biaya-biaya
lainnya.
7.1
Timing
daripada Expenses
Timing
ataupun pembuatan laporan expenses akan ditampakkan dengan mencatat
aktivitas-aktivitas (pemakaian) dalam perkiraan atau memasukkannya kedalam
laporan keuangan. Defenisi sebagai perubahan-perubahan dalam nilai pada umumnya
mengatakan bahwa expenses harus dilaporkan setiap saat terjadinya penurunan
nilai ataupun bilamana tidak ada keuntungan-keuntungan atau nilai-nilai yang
jelas akan diterima pada masa yang akan datang yang berasal dari penggunaan
barang dan jasa. Beberapa timing daripada expenses, yaitu
1. Konsep
Perbandingan (matching concept)
Sebagaimana
didefenisikan oleh komite AAA pada tahun 1964, konsep matching merupakan proses
pelaporan beban berdasarkan hubungan sebab akibat dengan pendapatan yang
dilaporkan. Matching yang tepat hanya terjadi apabila dapat ditemukan kaitan
yang wajar antara pendapatan dengan beban. Dengan demikian timing expenses
mengisyaratkan adanya:
§ Kaitannya
dengan pendapatan, dan
§ Dilaporkan
dalam periode yang sama dengan laporan pendapatan
2. Perbandingan
langsung atau produk
Dalam
hal ini pemakaian barang dan jasa dikaitkan dengan produk tertentu dan produk
tersebut kemudian dihubungkan dengan pendapatan pada saat hal tersebut
dilaporkan. Penggunaan barang dan jasa dikaitkan dengan produk tertentu, dan
kemudian produk itu dikaitkan dengan pendapatan pada saat pendapatan dilaporkan.
Penandingan harga pokok produk dengan pendapatan menimbulkan beberapa masalah
yang rumit, yaitu:
Ø Identifikasi
biaya produk
Biaya
biaya atas produk yang masih ada dalam perusahaan baik sebagai barang jadi yang
belum terjual ataupun barang-barang setengah jadi harus dimasukkan sebagai
persedian dan simpanan sampai saat terjadinya penjualan atau melaporkan
pendapatan. Biaya-biaya produksi yang secara langsung dikaitkan dengan produksi
produk-produk tertentu. Sedangkan biaya-biaya produksi tidak langsung merupakan
barang-barang dan jasa-jasa yang dipakai dalam proses yang tidak dapat
diidentifikasikan dengan produk tertentu.
Ø Expense
yang berkaitan langsung dengan pendapatan yang akan datang tetapi tidak termasuk
dalam biaya produk.
Biaya-biaya
yang dapat dikaitkan dengan pendapatan pada masa yang akan datang tidak dapat
dibebankan secara langsung kepada produk perusahaan karena tidak menggambarkan
nilai yang ditambahkan kepada produk-produk tertentu. Biaya-biaya tersebut pada
umumnya merupakan biaya-biaya administrasi dan penjualan yang secara jelas
dapat dihubungkan dengan pendapatan masa yang akan datang. Biaya-biaya lain
yang dapat dilanjutkan pembebanannya (carry forward) pada dasarnya merupakan
expense yang dibayar dimuka atau terlebih dahulu (repaid exponse).
Ø Beban
langsung yang timbul sesudah pendapatan dilaporkan
Kadang-kadang
beban langsung akan terjadi sesudah pelaporan pendapatan yang
berkaitan.bilamana pendapatan dilaporkan terlebih dahulu sebelum pengiriman
terakhir barng-barang yang dijual maka akan sangat mungkin ada biaya-biaya
tambahan untuk penjualan dan pengiriman barang tersebut. Dimana dalam hal
seperti ini mana mungkin pantas untuk mencatat jumlah pendapatan sebesar harga
penjualan dikurangi dengan biaya-biaya tambahan yang diperkirakan.
3. Pembanding
langsung atau pembanding disuatu periode
Laporan
expense dalam periode dimana barang dan jasa dipakai dalam proses produksi
adalah suatu proses matching pengukuran barang dan jasa dengan periode
pemakaiannya, hal ini merupakan laporan barang dan jasa dalam periode dimana
mereka diperoleh atau dibayar.
Hal-hal berikut ini
sering kali digunakan sebagai justifikasi untuk pembandingan tak langsung:
§ Banyak
expense periode secara tidak langsung dikaitkan dengan pendapatan yang
dihasilkan pada periode berjalan, jadi tidak ada penyimpangan yang material
dari prinsip matching apabila expense dilaporkan pada saat barang atau jasa
dipakai diproses produksi.
§ Dalam
banyak hal, tidak dapat ditemukan kaitan antara expense dengan pendapatan,
tetapi apabila expense diperlukan untuk keseluruhan proses produksi, maka ini
berarti bahwa expense tersebut harus dibebankan kepada periode berjalan.
Langkah-langkah
dalam proses membebankan expense kedalam suatu periode:
§ Penentuan
saat terjadinya ekspirasi barang dan jasa
§ Mengklasifikasikan
expense menurut aktivitas utama perusahaan.
7.2
Konsep
Alokasi
Dalam
bidang akuntansi, alokasi adalah suatu proses pembagian sekumpulan atau
sejumlah penilaian dan membebankan hasil-hasil yang diperoleh kedalam
klasifikasi atau periode yang terpisah.
Athur
L. Thomas dalam tulisannya “The Allocation Problem in Financial Accounting
Theory” mengatakan bahwa untuk dijustifikasi secara teoritis, maka alokasi
harus dapat memenuhi tiga kriteria yaitu:
§ Defensibility
(dapat ditambahkan)
§ Unambiguity
(tidak membingungkan)
§ Defensibity
(dapat dipertahankan)
GAINS DAN LOSSES
Gains and Losses
merupakan kejadian yang menguntungkan dan tidak menguntungkan, yang tidak
berkaitan langsung dengan kegiatan normal perusahaan yang menghasilkan
pendapatan.
7.3
Pengertian
Gains
Hadiah
(gains) yang diberikan kepada perusahaan dapat diklasifikasikan baik sebagai
kapital/modal maupun income, tergantung kepada maksud sipemberi serta suasana
yang menyertai pemberian tersebut. Sebagian besar gains yang lain dihasilkan
dari adanya pertukaran sehingga dengan demikian dibutuhkan matching antara
aspek-aspek positif dari pertukaran tersebut.
Pemberian
harus diukur seperti pendapatan yaitu menurut nilai berjalan (nilai saat ini)
dari aktiva yang diterima. Pengukuran aspek yang menguntungkan serupa dengan
pengukuran pendapatan yaitu menurut nilai saat ini dari aktiva yang diterima
atau diakui berdasarkan nilai saat ini dari pengurangan hutang. Aspek yang
tidak menguntungkan harus diukur sama dengan beban yaitu menurut nilai barang
dan jasa yang digunakan atau dipertukarkan dalam transaksi.
Pada
dasarnya, keengganan para akuntan mencatat kenaikan nilai berpangkal pada dua
sumber:
§ Pertambahan
nilai bersifat tidak pasti dan sementara
§ Peningkatan
nilai tidaklah menambah sumber-sumber likuid yang dapat digunakan untuk
membayar deviden.
7.4
Pengertian
losses
Istilah
“loss” digunakan oleh akuntan untuk menggambarkan kelebihan expense atau pendapatan dalam satu periode, jadi hal ini merupakan
kebalikan dari income, tetapi disisni pengertian tersebut dipergunakan sebagai
lawan dari pengertian gains.
Bagian
terpenting dari pengertian losses adalah bahwa hal tersebut menggambarkan
habisnya nilai yang tidak berhubungan dengan operasi-operasi normal perusahaan
disetiap periode. Pengukuran losses sama dengan pengukuran expense kecuali
semua jumlah penghasilan harus dikurangi secara langsung untuk menunjukkan
jumlah bersih dari kerugian itu.
Kriteria
pengakuan kerugian sama dengan kriteria pengakuan beban periode. Kerugian tidak
dapat ditandingkan dengan pendapatan,sehingga harus diakui pada periode di mana
kerugian itu cukup pasti bahwa aktiva tertentu akan memberikan manfaat yang
lebih sedikit bagi perusahaan dibandingkan dengan yang dinyatakan oleh nilai
yang tercatat.
Description: Revenue, Expenses, Gains dan Losses (Teori Akuntansi)
Rating: 4.5
Reviewer: Unknown -
ItemReviewed: Revenue, Expenses, Gains dan Losses (Teori Akuntansi)
Thanks... Thanks---- Thanks.
ReplyDeleteDesi Teen(18+) Sex Download
desiteenxxx
selamat malam, terimakasih atas refrensinya sangat bermanfaat. boleh tau refrensinya?
ReplyDeleteok
ReplyDeletethank for the information. but i suggest u to write the source.
ReplyDeleteTerimakasih ya . Sungguh sangat bermanfaat
ReplyDeletegabisa dicopas
ReplyDelete