Dalam
ilmu pengetahuan, pembuatan “klasifikasi” sangatlah penting. Klasifikasi
memungkinkan pengelompokan-pengelompokan yang relevan sehingga pengkajian dapat
dilakukan dengan lebih seksama. Klasifikasi didalam ilmu pengetahuan biasa
disebut “taksonomi” (dari kata bahasa inggris : taxonomy). Contoh taksonomi
dalam ilmu hewan adalah pengelompokan binatang-binatang kedalam binatang
menyusui, reptilian, amfibia dan lain-lain.
Klasifikasi
juga sangat penting dalam teori akuntansi. Dengan mengelompokkan assets
tertentu sebagai current assets dan liabilities tertentu sebagai current
liabilities, penyusun neraca ingin menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada
pembaca neraca. Klasifikasi current assets dan current liabilities pada awal
mulanya dilakukan untuk menunjukkan urutan-urutan likwiditas dan
tingkat-tingkat solvabilitas tertentu.
Tujuan klasifikasi pos-pos “current”
Tujuan
klasifikasi assets dan liabilities adalah untuk memungkinkan
pengelompokan data akuntansi sedemikian rupa sebagai mempunyai makna, misalnya
: pengertian mengenai kegiatan dan keadaan keuangan perusahaan, prediksi
mengenai cahs flow di kemudian hari, makna angka-angka perbandingan dari
beberapa periode (zeitvergleich) dan beberapa perusahaan (betriebs-vergleich).
Pikiran
manusia hanya dapat menangani sejumlah data yang terbatas pada suatu waktu.
Oleh karena itu, maka penyusun neraca harus dapat melakukan klasifikasi dan
pengikhtisaran yang relevan bagi sipembaca neraca, agar keputusan untuk memilih
mana yang akan diperhatikan dan mana yang diabaikan, dapat diserahkan kepada
pembaca.
Apabila
para pembaca mempunyai tujuan dan latar belakang yang berbeda-beda, maka
klasifikasi dan pengikhtisaran akan menghilangkan informasi dan hubungan-hubungan
antara pos-pos yang berharg. Penilaian terhadap pedoman-pedoman ini banyak
tergantung dari siapa pembaca neraca yang kita buat, dan informasi apa yang
mereka butuhkan.
Informasi bagi kreditur
Klasifikasi current assets dan
current liabilities asal mulanya bertujuan untuk memberikan informasi kepada
para kreditur mengenai berapa amannya tagihan mereka.
Ukuran utama
mengenai amannya suatu tagihan adalah tingkat likwiditas assets tertentu dan
kecukupan assets untuk memenuhi liabilities yang ada, khususnya yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun. Tekanan pada tingkat likwiditas assets dan urutan
mengenai liabilities yang mana yang harus diselesaikan lebih dulu sebenarnya
berakar pada tidak tersedianya data operasional yang dapat dipercaya dan Karena
para kreditur (khususnya yang memberikan kredit-kredit jangka pendek) merupakan
kelompok pemakai informasi keuangan yang terbesar.
Pengklasifikasian atas pos-pos
neraca yang current assets dan non current pada zaman sekarang mungkin tidak
penting dibandingkan dengan pada waktu klasifikasi ini semula dikenal. Yang
disebabkan oleh : (1) ada beberapa informasi tambahan yang menjadi bagian dari
ikhtisar keuangan utama (basic financial statement) seperti ikhtisar r/l dan
ikhtisar perubahan keadaan keuangan. (2) penilaian tertentu daripada current assets juga menyebabakan kurang
pentingnya ukuran current ratio.
Misalnya, current ratio dimana inventory dimulai dengan LIFO kurang
begitu penting dibandingkan dengan kalau inventory
dinilai dengan FIFO. (3) persyaratan kredit yang menuntut angka working capital (current assets dikurangi current
liabilities) atau current ratio
tertentu pada suatu tanggal sering-sering menekan akuntan untuk membuat
reklasifikasi tertentu atau memaksa manajemen melakukan tindakan tertentu
(seperti membayar current liabilities
sekalipun belum jatuh tempo) sekedar untuk memberikan gambaran yang “bagus”.
Deskripsi mengenai kegiatan perusahaan
Salah satu tujuan ikhtisar-ikhtisar
keuangan adalah menggambarkan kegiatan perusahaan. Hal ini dapat dicapai antara
lain dengan klasifikasi yang dapat berdasarkan (1) berapa seringnya ada peluang
untuk memutuskan meneruskan atau memperbaharui suatu komitmen terhadap resources perusahaan dalam bentuk-bentuk
investment tertentu, dan (2) berapa
seringnay keperluan untuk memperoleh komitmen dalam bentuk-bentuk sumber
pembelajaan tertentu.
Definisi current assets dan current
liabilities misalnya, didasarkan atas “daur kegiatan” atau operating cycle perusahaan.
Pengelompokan pos-pos current menunjukkan
fungsi pos-pos tersebut dalam kegiatan perusahaan dan bukannya timing daripada konversi pos-pos
tersebut kedalam kas.
Klasifikasi current dan non-current mengasumsikan bahwa working capital erat kaitannya dengan current operations sedangkan assets dan liabilitiesi yang non-current berhubungan fungsi perencanaan
jangka panjang.
Kesulitan yang terutama dalam
menerapkan tujuan operasional klasifikasi adalah karena dalam kebanyakan
perusahaan, hubungan antara working
capital dan current operations
sedikit sekali. Cash flow yang
tersedia bagi pembayaran liabilities
dapat berhubungan erat dengan sumber-sumber pembelanjaan jangka panjang
disamping dari hasil penjualan inventory.
Klasifikasi berdasarkan struktur akuntansi
Klasifikasi
tertentu sering didasarkan untuk memudahkan proses pembukuan. Pos deferred charge misalnya, tidak lain
daripada keranjang sampah untuk pos debet yang tidak atau belum dialokasikan.
Timbullah deferred charge yang
beraneka ragam seperti “kerugian devaluasi yang ditangguhkan” yang tidak lain
daripada pos “sampah”. Pos-pos “sampah” ini muncul karena dalam proses tata
buku debet dan kredit harus klop, sedang angka tertentu belum diketahui (atau
akuntan sering-sering pura-pura tidak tahu) kemana debet ini harus ditampung.
“keranjang sampah” penampungannya adalah deferred
charge.
Namun
klasifikasi berdasarkan proses akuntansi tidak relevan bagi pembaca
ikhtisar-ikhtisar keuangan. Gilman menyebutkan pos-pos dalam kelompok pertama
ini sebagai deferred charges and credits
to revenue dan yang terakhir sebagai deferred
charges and credits to cash.
Contoh dari
pos-pos :
DEFERED
|
||
CHARGES
|
CREDITS
|
|
To Revenue
|
Prepaid expense, inventories,
plant and equipment
|
Unearned income
|
To Cash
|
Receivables, marketable
securities, dan long tern investments
|
Semua liabilities
kecuali kelompok unearned income
|
Kesulitan dari tujuan klasifikasi
berdasarkan struktur akuntansi adalah karena tujuan ini menjelaskan hasil atau
akibat dari suatu prosedur tata buku dan sifatnya yang tidak konseptual atau
teoritis. Klasifikasi deferred charges dan
deferred credits memungkinkan penerapan
prosedur-prosedur yang tidak mempunyai dasar logika sama sekali, atau tidak
memberikan makna kepada arti deferral.
Oleh karena itu klasifikasi deferred
charges to revenue dan deferred
credit to revenue tidak mempunyai dasar teoritis sama sekali.
Klasifikasi berdasarkan metode
penilaian
Dari segi teori, prosedur ecletic tidak salah akan
tetapi konsep penilaian yang dipilih harus bergantung pada bukti-bukti yang
tersedia dan tingkat ketidakpastian dalam keadaan yang bersangkutan.
Pengelompokan assets dan liabilities yang menggunakan
konsep-konsep penilaian yang berbeda-beda dapat menyesatkan bagi pembaca
sekalipun ia seorang yang cukup pengetahuannya.
Prediksi arus kas
Salah satu tujuan penyajian
informasi keuangan adalah untuk memungkinkan peramalan arus kas di kemudian
hari. Sekalipun tidak ada satu klasifikasi mengenai resources dan komitmen yang secara tersendiri memungkinkan
peramalan mengenai arus kas di kemudian hari, suatu klasifikasi akan relevan
apabiladihubungkan dengan informasimengenai arus kas dimasa yang lalu dengan
arus kas yang dianggarkan. Klasifikasi semacam iniseharusnya mencantumkan
informasi mengenai ancer-ancer timing
daripada pencairan resources menjadi
kas, atau tersedianya resources ini
untuk penjadwalan pembayaran kewajiban-kewajiban.
Working capital
Konsep working capital menunjukkan net investment yang dibutuhkan untuk
mempertahankan kegiatan perusahaan dari hari ke hari; istilah working capital dianggap sebagai lawan
dari investment yang diikat untuk
periode yang lebih panjang. Working
capital juga disebut circulating
capital. Investment dalam assets yang diikat untuk jangka panjang
misalnya meliputi tanah, pabrik, dan perlengkapan-perlengkapan untuk kegiatan
perusahaan. Investment dalam bentuk working capital umumnya dalam proses
perubahan yang terus-menerus melalui transaksi-transaksi harian. Karena liabilities jangka pendek tidak dianggap
memberikan pembelanjaan yang permanent, maka working capital dipergunakan dalam arti kelebihan current assets terhadap current liabilities.
Tujuan penyajian informasi mengenai
solvabilitas perusahaan, merupakan tujuan yang paling penting dalam penyajian
neraca pada mulanya.
Penyajian working
capital memberikan beberapa informasi yang valid mengenai kredit jangka
pendek karena working capital
memberikan indikasi mengenai tingkat perlindungan atau jumlah yang menjadi
bantalan karena adanya kreditur jangka panjang dan pemegang saham. Namun
demikian, baik working capital maupun
current ratio tidak harus merupakan
indikasi yang baik mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang
jangka pendek pada saat jatuh tempo. Hal ini disebabkan karena working capital merupakan konsep yang
statis sedangkan kemampuan membayar utang-utang bersifat dinamis. Kas yang
tersedia untuk melunasi utang-utang, diperoleh dari kegiatan usaha dan bukannya
dari pencairan assets tertentu.
Klasifikasi current
dan non-current sebagai deskripsi
mengenai kegiatan perusahaan, sejak lama telah diakui dalam governmental fund accounting. Current assets dan current liabilities sering disajikan sebagai suatu dana yang
terpisah, baik dalam perkiraan-perkiraannya maupun dalam ikhtisar-ikhtisarnya.
Istilah fund dipergunakan dalam
keadaan untuk menunjukkan assets dan liabilities yang dipisahkan untuk tujuan
tertentu sebagai suatu unit kegiatan tertentu.
Deskripsi mengenai working capital sebagai suatu bantalan, mengasumsikan bahwa current liabilities akan dibayar dari resources yang diklasifikasikan sebagai current, dan seolah-olah current assets tidak akan dipakai untuk
tujuan-tujuan lain yang mempunyai prioritas lebih tinggi daripada current liabilities. Karena
asumsi-asumsi ini tidak realitis, penyajian working
capital sebagai suatu angka netto sangat diragukan relevansinya bagi
pelaporan informasi keuangan.
Definisi Current Assets
AICPA Profesional Standards mendefinisikan current assets sebagai “kas dan assets atau resources lainnya yang secara layak dapat diharapkan dapat
diwujudkan menjadi atau dijual atau dipakai dalam daur kegiatan usaha
perusahaan yang normal”.
Definisi diatas tidak memberikan
penekanan utama kepada sifat kegiatan yang berupa going concern. Penekanan seharusnya diberikan kepada berapa
seringnya ada kesempatan untuk memutuskan apakah kita akan meng-komit dana
(tidak) bagi kegiatan sekarang. Sebab secara agregatif, current assets bersifat permanen seperti halnya dengan non-current assets, tetapi kesempatan
untuk melakukan investasi kembali dalam kegiatan sekarang berada dalam batas
waktu satu daur kegiatan. Sekali suatu asset
diikat oleh manajemen untuk suatu bentuk investasi jangka panjang, asset ini jangan diklasifikasikan
sebagai current assets. Contoh: kas
atau surat-surat berharga yang sudah ada komitmen untuk pembelanjaan aktiva
tetap dikemudian hari, jangan diklasifikasikan sebagai current assets. Komitmen semacam ini tidak harus bersifat
pengikatan hokum (missal dengan saksi-sakis bagi manajemen apabila ada
pelanggaran), tetapi harus bersifat eksplisit (misal dengan suatu keputusan
rapat).
Prepaid
expenses dimasukkan kedalam current
assets karena apabila assets
tidak diperoleh, maka akan ada penggunaan current
assets dalam periode berikutnya. Jadi klasifikasi prepaid expenses karena merupakan resources yang telah diikat untuk suatu periode yang pendek, yakni
daur kegiatan yang sekarang. Prepaid
expenses akan menghasilakn dana bagi komitmen selanjutnya, yakni melalui
penjualan dan proses penaagihan.
Daur kegiatan usaha atau operating cycle diartikan sebagai
tenggang waktu yang diperlukan untuk mengkonversikan kas menjadi produk yang
dijual perusahaan dan kemudian mengkonversikan kembali produk tersebut kedalam
kas. Konsep ini memungkinkan pemisahan antara komitmen jangka pendek dan jangka
panjang. Aktiva tetap tidak dimasukkan dalam klasifikasi current assets karena jangka waktu perputarannya meliputi beberapa
jangka waktu perputaran dari produk yang dihasilkan.
Kesulitan akan timbul apabila daur
kegiatan usaha lebih pendek daripada satu tahun, dalam hal ini umunya
diterapkan kaidah satu tahun; yang mengakibatkan klasifikasi current assets tidak men-disclose secara konsisten frekuensi
daripada perputaran assets. Tetapi
sekalipun kriterium daur kegiatan usaha diterapkan secara konsisten, aka nada
kesulitan-kesulitan karena kompleksnya dunia usaha dan ketidakmampuan untuk
menetapkan panjangnya suatau daur kegiatan usaha. Frekuensi dari perputaran assets sangat relevan bagi peramalan
arus kas, tetapi kemampuan untuk mengkaitkan informasi ini dengan informasi
mengenai income dan arus kas menjadi
sulit apabila semua current assets
diklasifikasikan seolah-olah mereka mempunyai frekuensi sirkulasi atau
perputaran yang sama.
Definisi current liabilities
Current liabilities didefinisikan
berdasarkan timing daripada
pelunasannya atau kondisi yang mendasari timbulnya current liabilities. Definisi yang pertama, current liabilities meliputi kewajiban-kewajiban yang harus
diselesaikan dalam waktu satu tahun atau sebelum berakhirnya suatu daur
kegiatan usaha. Definisi kedua, current
liabilities meliputi kewajiban yang harus diselesaikan dengan penggunaan current assets, atau liabilities yang timbul dalam
hubungannya dengan apa-apa yang akan dipergunakan dalam daur kegiatan usaha.
Kedua pandangan ini tidak mempunyai
makna interpretasi ekonomi yang kuat. Kaidah satu tahun sangatlah arbitrer dan
kaidah mengenai daur kegiatan usaha sangatlah mengambang. Asumsi bahwa current liabilities akan dibayar dari current assets tidak rialistis sekalipun
dalam kondisi likwidasi secara penuh. Assets
dikonversikan secara berturut-turut kedalam bentuk yang makin lama makin
lebih likwid, sedangkan current
liabilities mempunyai jatuh tempo yang satu sama lainnya tidak berhubungan.
Alternative lain adalah untuk mengklasifikasikan liabilities berdasarkan tanggal-tanggal jatuh tempo sehingga
memungkinkan interpretasi yang lebih baik dan informasi yang lebih mengenai
prediksi arus kas dikemudian hari.
Current
liabilities lebih erat hubungannya dengan arus kas operasional ketimbang
hubungannya dengan assets yang ada pada suatu tanggal. Current liabilities timbul karena pembelanjaan jangka pendek dari
kegiatan usaha untuk periode berjalan, dan biasanya dilunasi dengan kas yang
diperolehnya dari kegiatan dalam periode yang berjalan.
Meskipun current liabilities secara agregatif cenderung bersifat agak
permanent, tetapi berbeda dari long term
liabilities dalam beberapa hal: (1) current
liabilities memerlukan perhatian yang lebih sering dalam pembelanjaan
kembalinya. (2) juga memberikan kesempatan-kesempatan yang lebih sering untuk
berpindah dari satu sumber dana kepada sumber dana yang lain.
Kelemahan klasifikasi Current
Assets dan Current Liabilities
Definisi mengenai current assets dan current liabilities dianggap memberikan informasi kepada pemakai
ikhtisar keuangan. Namun demikian definisi-definisi ini tidak cukup untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, karena adanya kelemahan-kelemahan sebagai
berikut:
1. Salah
satu daripada tujuan klasifikasi adalah untuk memberikan informasi yang berguna
bagi kreditur. Kreditur biasanya mempunyai minat kepada kemampuan debitur untuk
melunasi hutangnya pada saat jatuh tempo. Kemampuan ini sangat tergantung
kepada hasil dari kegiatan yang diharapkan.
2. Kreditur
juga mempunyai minat terhadap solvency perusahaan, yakni kemungkinan untuk
memperoleh kembali tagihan dalam hal perusahaan dilikwidasi.
3. Beberapa
assets seperti interest receivable tidak berasal dari kegiatan yang sama seperti
dalam hal accounts receivable dan inventory, namun semua pos ini
dikelompokkan bersama-sama sebagai current
assets.
4. Pembedaan
antara working capital dengan investment dalam bentuk long current assets juga agak kabur. Investment dalam saham-saham perusahaan
lain untuk tujuan jangka panjang sebenarnya juga terikat kepada receivables dan inventories, sebagaimana halnya dengan aktiva tetap perusahaan yang
sahamnya dibeli.
Monetary current assets
Monetary
current assets
atau aktiva lancer moneter merupakan klaim terhadap sejumlah rupiah dengan deya
beli umum (general purchasing power)
yang akan tersedia dan dimaksudkan untuk dipakai dalam operasi berjalan (current operation) dalam suatu daur
kegiatan atau periode satu tahun, tergantung mana yang lebih lama. Monetary current assets meliputi uang
dalam berbagai-bagai bentuk (petty cash
fund, cash in bank, charge funds dan lain-lain) dan klaim terhadap uang
atau tagihan-tagihan (seperti accounts
receivable). Tagihan-tagihan ini biasanya disebutkan dalam kontrak-kontrak
yang formal maupun informal (seperti faktur) yang menetapkan bahwa pihak kedua
berkewajiban membayar kepada perusahaan (pihak pertama) sejumlah uang tertentu
pada suatu tanggal tertentu atau dalam suatu periode tertentu.
Uang
Kas dalam berbagai-bagai macam bentuk dinyatakan
dengan nilai sekarang atau current value.
Current value dapat ditetapkan,
misalnya dari nilai nominal uang kertas dan logam uang yang dipunyai atau dari
saldo cash in bank.
Uang dalam bentuk uang asing (misal US dollar, Yen,
Gulden dan lain-lain) yang dapat diubah kedalam rupiah harus dinyatakan dalam
rupiah ekwivalen pada tanggal neraca.
Receivables
Receivables
dan monetary securities (seperti
sertifikat deposito bank dan piutang promes dari lembaga keuangan non-bank
diindonesia) harus dinilai dengan discounted
value atau present value dari
nilai kas yang akan diterima dikemudian hari. Karena kas baru diterima di
kemudian hari, maka receivable atau monetary securities pada saat sekarang
tidak bernilai sebesar nilainya pada saat jatuh tempo (maturity value). Kecuali dinyatakan secara tegas, maka tingkat
bunga atau diskonto yang harus dipergunakan adalah tingkat bunga yang berlaku
dipasaran untuk tingkat resiko yang sama. Dalam hal accounts receivable, pendiskontoan umumnya tidak dilakukan karena
selisih antara present value dan maturity value tidak material.
Faktor lain dalam penentuan nilai accountans receivables adalah
ketidakpastian mengenai penagihan. Revenue
harus diukur dengan jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Receivables, juga harus dinilai berdasarkan jumlah yang diharapkan
dapat ditagih, yakni dengan mengurangi suatu taksiran untuk jumlah yang tak
tertagih (suatu “allowance) dari maturity value. Taksiran ini didasarkan
atas receivables yang banyak (jumlah langganan bukan jumlah nilai),
karena jumlah yang sebenarnya dapat ditagih akan lebih mendekati expected value apabila taksiran
didasarkan kepada jumlah receivables
yang banyak dibandingkan receivables
sedikit.
Monetary investments
Monetary investments yang mempunyai
tanggal jatuh tempo dan maturity value,
sebenarnya harus diperlakukan seperti account
receivable, yakni dengan memperhitungkan discount factor dan ketidakpastian dalam penagihan. Namun demikian,
bunga biasanya sudah dicakup dalam kontrak dan risiko tidak tertagih, umumnya
kecil.
Untuk monetary investments yang berbentuk surat-surat berharga yang
diperdagangkan (marketable securities)
harus diperhatikan bahwa current value
atau market exchange values dapat
berubah-ubah juga karena perubahan tingkat bursa.
Prosedur akuntansi yang konvensional
mencatat surat-surat berharga yang diperdagangkan dengan dasar COMWIL (cost or market, whichever is lower). Argumen untuk penggunaan
metode ini adalah bahwa cost umumnya
merupakan cara yang terbaik untuk mengukur gains
dan losses yang sudah direalisasi
atau diwujudkan, yaitu apabila surat-surat berharga ini sudah dijual. Apabila market price melampaui cost dan surat berharga tersebut belum
dijual, maka secara tehnis gain belum
direalisasi, karena sifatnya yang sementara sehingga mungkin gain ini akan hilang sebelum surat-surat
berharga tersebut dijual. Kalau market
price lebih rendah dari cost ada
pandangan bahwa losses harus dicatat
dan bahwa surat-surat berharga tidak boleh disajikan pada neraca dalam jumlah
yang melebihi current relizable value.
Ada dukungan untuk mempergunakan current market prices dalam penilaian
surat-surat berharga yang diperdagangkan. Alasan-alasan untuk penggunaan current market prices adalah: (1)
harga-harga dapat diperiksa kebenarannya (verifiable)
dan memberikan informasi yang berguna bagi para investor. (2) harag-harga
memberikan informasi yang lebih berguna mengenai akibat daripada penahanan
surat-surat berharga (yakni mengenai timbulnya holding gain atau holding
loss). Informasi tentang gain atau
loss dari menahan suatu surat
berharga sama pentingnya dengan informasi tentang gain atau loss karena
penjualan. (3) apabila surat-surat berharga yang sama tetapi dibeli pada
tanggal-tanggal yang berlainan, seharusnya mempunyai nilai yang sama pada
tanggal tertentu.
Perusahaan dapat juga menanamkan
uangnya dalam obligasi (seperti pada obligasi Bank Pembangunan Indonesia)
sebagai temporary investment. Tidak
tepat menggunakan maturity value
untuk mencatat nilai investment, akan
tetapi mengamortisasikan premium atau
discount yang timbul pada saat
pembelian juga tidak benar. Penggunaan harga-harga dibursa (current market quotations) sebenarnya
lebih tepat, bukan saja karena obligasi akan dijual dengan harga yang berlaku
dibursa, tetapi juga karena harga dibursa juga mencerminkan tingkat bunga yang
berlaku.
Nonmonetary current assets
Nonmonetary
current assets
adalah hak atau klaim yang pada suatu tanggal di kemudian hari tidak dapat
dikonversikan ke dalam sejumlah nilai (rupiah, dollar dan lain-lain) yang dapat
diketahui pada saat sekarang. Contoh Nonmonetary
current assets adalah investment
dalam bentuk saham biasa dari perusahaan lain, inventory dan prepaid
expaense. Assets ini mempunyai
ciri khas yang berbeda dari monetary
assets yaitu bahwa current value
mereka tidak dapat ditaksir dengan mendiskontokan maturity value mereka dan dengan adjustments untuk ketidakpastian mengenai penagihan.
Namun demikian, masing-masing asset dalam kelompok nonmonetary current assets tidaklah
mempunyai sifat-sifat yang homogeny. Investment
dalam common stock perusahaan lain,
mempunyai sifat yang serupa dengan monetary
investment yakni dalam hal kemudahannya untuk dikonversikan kedalam kas
pada saat diperlukan. Pengkonversian inventory
kedalam kas memerlukan proses penjualan dan penagihan. Sedangkan prepaid expense tidak secara langsung
dikonversikan menjadi kas; manfaat prepaid
expense bagi perusahaan dinikmati melalui penggunaannya dalam current operation. Tetapi dari segi
prosedur, inventory dan prepaid expense diperlakukan secara sama
yakni sebagai jumlah yang harus dialokasikan kepada biaya di kemudian hari.
Nonmonetary investments
Temporary investment dalam common stock perusahaan-perusahaan lain
biasanya diperlakukan sama dengan monetary
current investment, yaitu dinilai berdasarkan cost atau comwil. Alasan
penanggungan kedua metode ini dan kelemahan-kelemahan mereka sama seperti
pembahasan mengenai monetary investments.
Dengan kelemahan mengenai comwil yang
sudah disebutkan maka current market
price jelas merupakan metode yang lebih tepat.
Temporary
investments
biasanya merupakan bentuk penanaman yang dipilih perusahaan dalam hal kelebihan
kas atau yang biasa disebut sebagai secondary
cash reserves. Oleh karena itu dividend
income dan interest income maupun
gains atau losses (baik yang karena penahanan maupun penjualan asset) biasanya bersifat insidentil
terhadap kegiatan perusahaan yang utama. Meskipun pendapatan bunga dicatat pada
saat menjadi hak (pendapatan di-accrue)
akan tetapi hasil dividen tidak di-accrue.
Dividend income baru diakui pada saat
dividen diumumkan; pertimbangannya adalah karena pemegang saham belum mempunyai
hak secara hokum sebelum dividen ini diumumkan dan juga karena jumlah dividen
belum dapat diketahui sebelum ada pengumuman. Secara teoritis, apabila expectation mengenai pembayaran dividen
dapat dipastikan (misal hasil yang dicapai perusahaan dan kebijaksanaan dividen
yang dianut selama ini), dividenpun sebenarnya dapat di-accrue.
Gains
atau losses karena menahan suatu investment sewaktu harga-harga dibursa
berubah-ubah, juga terjadi secara bertahap. Prosedur yang generally accepted untuk pengakuan gain atau loss ini ialah
pengakuannya pada saat penjualan atau kalau belum dijual, hanya loss yang diakibatkan oleh penerapan comwil saja yang dapat diakui.
Sebenarnya pengakuan gain atau loss Karena perubahan harga-harga
dibursa dapat memberikan informasi yang berguna kepada investor, kreditur dan
manajemen. Para investor dapat memperoleh gambaran mengenai current worth dari perusahaan dan
sekaligus dapat mengevaluasi keputusan manajerial mengenai investments; para kreditur dapat memperoleh pandangan yang lebih
baik tentang solvencyperusahaan;
sedangkan para manajer dapat mengevaluasi dengan lebih baik, dampak penahanan
maupun dampak penjualan kertas berharga.
Prepaid expenses
Prepaid expenses
adalah
manfaat-manfaat yang akan diterima perusahaan dikemudian hari dalam bentuk
jasa-jasa. Prepaid expenses ini dapat
berupa : supplies ( buat kantor atau
pabrik), prepaid rent, premi asuransi
yang belum jatuh tempo dan lain-lain.
Meskipun untuk tujuan klasifikasi, assets dalam kelompok prepaid expenses tersebut memang
mempunyai ciri-ciri yang sama, namun juga terdapat perbedaan-perbedaan yang
cukup penting diantara assets
tersebut. Beberapa diantara assets tersebut
mempunyai wujud atau tangible (misal supplies), lainnya merupakan suatu hak
penggunaan assets yang dimiliki oleh
orang lain (seperti prepaid rent),
sedangkan prepaid expense tertentu
berkaitan dengan assets atau liabilities yang lain.
Pengukuran current liabilities
Pengukuran
current liabilities dan pengaruhnya
terhadap penyajian working capital dan
terhadap perhitungan net income.
Monetary current liabilities
Kebanyakan current
liabilities bersifat “monetary”
dalam arti bahwa liabilities
diselesaikan dengan pembayaran sejumlah uang tertentu dalam waktu dekat. Jumlah
liability telah ditetapkan dalam
suatu perikatan yang formal (misal kontrak) atau perikatan yang informal (misal
faktur pembelian). Apabila perikatan mensyaratkan pembayaran sejumlah uang
tertentu pada suatu tanggal di kemudian hari tanpa pembayaran bunga, maka present value dari liability adalah jumlah pembayaran kemudian yang didiskontokan.
Apabila liability
akan diselesaikan dalam waktu yang pendek, maka pendiskontoan dapat diabaikan
karena jumlah diskonto yang immaterial.
Tetapi apabila bunga atau diskonto material
jumlahnya, maka present value
dari liability yang seharusnya
dicatat. Para akuntan biasanya tidak konsisten dalam hal ini. Interest-bearing notes biasa dicatat dengan
present value sedangkan noninterest-bearing dicatat dengan maturity value-nya (present value
dalam interst-bearing note dan maturity value dalam noninterest-bearing note disebut face value). Seharusnya kedua-duanya
dicatat dengan present discounted value.
Apa yang biasanya dikenal sebagai “prepaid
interest” seharusnya dikurang dari face
value untuk memperoleh present
discounted value.
Accrued
liabilities
pada dasarnya tidak berbeda dari current
liabilities yang lain. Liability timbul
dari penggunaan jasa-jasa dan kewajiban membayar yang diatur dalam perikatan
yang formal atau yang tidak formal. Karena jasa-jasa biasanya diterima secara
berkesinambungan maka pencatatan expense
dan accrual biasanya dilakukan pada
akhir periode. Tetapi kalau suatu perikatan atau market price tidak tersedia, accrual
sebenarnya merupakan hasil alokasi yang bersifat arbitrer.
Nonmonetary
current liabilities
Nonmonetary
current liabilities
merupakan kewajiban-kewajiban untuk memberikan barang dan jasa dalam jumlah dan
kwalitas tertentu dikemudian hari. Kewajiban biasa timbul dari pembayaran
dimuka atas jasa-jasa yang dilakukan oleh para langganan. Misalnya dalam hal
langganan majalah atau surat kabar untuk beberapa bulan. Beberapa kewajiban
timbul dari pembayaran dimuka oleh para langganan untuk suatu barang yang agak
khusus, misal dalam persyaratan-persyaratan tehnis khusus atau karena merupakan
suatu barang yang baru (contoh pembayaran dimuka untuk pembelian Corolla GL
yang penyerahannya dilakukan kemudian). Akan tetapi harus diperhatikan bahwa
tidak semua penerimaan dimuka merupakan liabilities
yang bersifat “nonmonetary”. Ada monetary advances yang merupakan advances yang dapat dipergunakan untuk
pembelian dikemudian hari dengan harga-harga yang berlaku pada waktu advance diselesaikan. Nonmonetary liabilities dinyatakan dalam
harga-harga dan syarat-syarat mengenai barang dan jasa yang telah ditetapkan
lebih dulu. Jadi monetary value dari
barang-barang dan jasa-jasa dapat berubah, akan tetapi jumlah dan kwalitasnya
tidak boleh berubah.
AICPA Profesional Standards (paragraf 2031.07) secara khusus memasukkan advances untuk penyerahan barang atau
pemberian jasa-jasa dalam operasi perusahaan yang normal, sebagai current liability. Perlakuan ini tepat
karena : (1) advance merupakan suatu
transaksi pembelanjaan dan bukan suatu transaksi yang menghasilkan revenue (2) kewajiban untuk memberikan
barang dan jasa umumnya merupakan bagian dari kegiatan yang ada. Hanya dalam
transaksi-transaksi yang insidentil, advances
merupakan kewajiban perusahaan yang melewati daur kegiatan perusahaan.
0 comments:
Post a Comment