ini merupakan salah satu contoh Ospek yg terjadi di UNIVERSITAS TEKNOLOGI NASIONAL [ITN] dimana mahasiswa baru di ospek bagaikan ...... [Na'udzubillah]...
para senior yg semacam tak berpendidikan..
ini bisa jadi contoh bagi universitas2 lain yg mengadakan ospek...
sekilas berita Info...
Setelah ramai diberitakan banyak media dan beredarnya foto-foto proses pelaksanaan Orientasi Kemah Bakti Desa di kawasan Goa Cina, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Malang, Jawa Timur, yang digelar oleh Jurusan Planologi, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, pihak saksi yang juga teman korban Fikri Dolasmantya Surya akhirnya membuka mulut ke media.
Namun, demi keamanan dan keselamatan, seorang saksi yang juga mengikuti Ospek ITN bersama Fikri itu meminta untuk tidak diambil gambar dan ditulis nama lengkap di media. Mahasiswa berinisial J itu, Selasa (10/12/2013), menceritakan, hingga kini ia dan teman-teman seangkatannya masih ingat perlakuan kasar oleh para seniornya yang menjadi panitia.
"Peserta diinjak-injak saat disuruh push-up. Lalu dipukul pakai sandal dan benda lainnya yang dipegang panitia. Ada teman lainnya yang disuruh berhubungan layaknya suami sitri," katanya.
Namun, kata J, permintaan hubungan suami istri itu bukan dilakukan antara laki dan perempuan. "Tetapi, antara sesama laki-laki. Bukan perempuan dan laki-laki," akunya.
Aksi brutal lainnya yang dilakukan panitia Ospek ITN, adalah adanya beberapa mahasiswi yang disiram air bawang hingga mata mereka melepuh. "Juga disuruh minum air laut sebanyak-banyaknya hingga kembung. Kita juga disuruh tangan menyentuh tanah hingga berwarna hitam. Jika sudah hitam, baru boleh makan nasi yang disiapkan," kisah J.
Jika tangan semua peserta Ospek belum terlihat hitam, kata J, peserta disuruh merebah ke tanah. Lalu tangan mereka diinjak-diinjak oleh panitia hingga hitam. "(Setelah itu) baru boleh makan nasi," katanya.
Perlakuan tidak wajar lainnya, kata J, setelah selesai makan nasi, peserta disuruh minum air mineral 1 hingga 2 botol saja untuk satu angkatan. "Demikian itu yang saya alami dan juga dialami oleh almarhum Fikri," katanya.
Soal kematian Fikri itu, J dan ratusan mahasiswa baru lainnya baru tahu setelah berada di kampus ITN. "Saat di lapangan, teman-teman memang tidak mengetahui secara pasti kejadian meninggalnya Fikri. Karena saya dan teman-teman berbeda di kelompok," katanya.
Namun demikian, kata J, saat kejadian, peserta Ospek lainnya hanya mendengar suara teriakan Fikri ketika mengalami kesakitan akibat dipukuli panitia. "Teman-teman hanya bisa mendengar teriakan kesakitannya Fikri. Karena posisi teman-teman saat itu membelakangi Fikri," katanya.
J menduga Fikri disiksa saat dirinya mengatakan siap melindungi peserta lainnya yang mendapatkan kekerasan dari panitia. "Fikri bilang siap melindungi teman-teman semua dari perlakuan para fendem (panitia/keamanan Ospek). Mungkin akibat pernyataan itu Fikri mengalami kekerasan yang berlebihan dari para fendem itu," kata J.
Menurutnya, kegiatan Ospek itu sudah mendapatkan izin dari pihak kampus ITN. Namun, pihak kampus tidak mengetahui Ospek itu jadi ajang kekerasan para senior.
"Para dosen memang memantau ke lokasi. Tapi hanya datang saat siang hari hingga sore hari. Malam harinya sudah tidak ada para dosen yang mengawasinya. Para mahasiswa baru tidak berani melaporkan kekerasan itu pada para dosen," katanya.
dipecatnya ketua jurusan
Hal itu, merupakan keputusan Rektorat ITN setelah melakukan penelusuran terkait penyebab terjadinya kekerasan dalam pelaksanaan ospek mahasiswa baru jurusan Planologi yang mengakibatkan meninggalnya Fikri.
Dengan demikian, Rektor ITN Soeparno Djiwo pada Rabu (11/12/2013) memutuskan untuk memberhentikan Ketua Jurusan (Kajur) Planologi ITN Ibnu Sasongko dan sekretarisnya, Arief Setiyawan.
"Jangan dipecat, Mas, Kajur (Kepala Jurusan Planologi) dan Sekjur (Sekretaris Jurusan) diberhentikan," kata Soeparno Djiwo, saat dihubungi Kompas.com via telepon, Rabu (11/12/2013).
Soeparno menegaskan, pemberhentian dua pucuk pimpinan di jurusan Planologi itu dilakukan karena keduanya dinilai lalai dalam mengawasi panitia Orientasi Kemah Bakti Desa (KBD) dan Temu Akrab di kawasan Pantai Goa China, Desa Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Kabupaten Malang, pada 13 Oktober 2013 lalu.
"Mereka lalai dalam mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh panitia Planologi," katanya singkat.
Sementara itu, Kajur Planologi ITN Ibnu Sasongko dan sekretarisnya, Arief Setiyawan, hingga berita ini ditulis belum bisa dikonfirmasi.
Diberitakan sebelumnya, Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa baru (maba) Planologi ITN Malang, meninggal saat mengikuti Orientasi KBD dan Temu Akrab di Kawasan Pantai Goa China, Kabupaten Malang.
Kini, pihak keluarga Fikri menuntut agar kasus tersebut diusut secara tuntas dan pihak ITN meminta maaf kepada keluarga Fikri.
astaghfirullah..
mudah2an kejadian ini gak ada terjadi dikampus tercinta kita...
amiiiiinnn...