Search This Blog

/* Circle Text Styles */ #outerCircleText { /* Optional - DO NOT SET FONT-SIZE HERE, SET IT IN THE SCRIPT */ font-style: italic; font-weight: bold; font-family: 'comic sans ms'; color: #FF0000; /* End Optional */ /* Start Required - Do Not Edit */ position: absolute;top: 0;left: 0;z-index: 3000;cursor: default;} #outerCircleText div {position: relative;} #outerCircleText div div {position: absolute;top: 0;left: 0;text-align: center;} /* End Required */ /* End Circle Text Styles */ /* Circling text trail- Tim Tilton Website: http://www.tempermedia.com/ Visit: http://www.dynamicdrive.com/ for Original Source and tons of scripts Modified Here for more flexibility and modern browser support Modifications as first seen in http://www.dynamicdrive.com/forums/ username:jscheuer1 - This notice must remain for legal use */ ;(function(){ // Your message here (QUOTED STRING) var msg = "Tutorial Blog"; /* THE REST OF THE EDITABLE VALUES BELOW ARE ALL UNQUOTED NUMBERS */ // Set font's style size for calculating dimensions // Set to number of desired pixels font size (decimal and negative numbers not allowed) var size = 24; // Set both to 1 for plain circle, set one of them to 2 for oval // Other numbers & decimals can have interesting effects, keep these low (0 to 3) var circleY = 0.75; var circleX = 2; // The larger this divisor, the smaller the spaces between letters // (decimals allowed, not negative numbers) var letter_spacing = 5; // The larger this multiplier, the bigger the circle/oval // (decimals allowed, not negative numbers, some rounding is applied) var diameter = 10; // Rotation speed, set it negative if you want it to spin clockwise (decimals allowed) var rotation = 0.4; // This is not the rotation speed, its the reaction speed, keep low! // Set this to 1 or a decimal less than one (decimals allowed, not negative numbers) var speed = 0.3; ////////////////////// Stop Editing ////////////////////// if (!window.addEventListener && !window.attachEvent || !document.createElement) return; msg = msg.split(''); var n = msg.length - 1, a = Math.round(size * diameter * 0.208333), currStep = 20, ymouse = a * circleY + 20, xmouse = a * circleX + 20, y = [], x = [], Y = [], X = [], o = document.createElement('div'), oi = document.createElement('div'), b = document.compatMode && document.compatMode != "BackCompat"? document.documentElement : document.body, mouse = function(e){ e = e || window.event; ymouse = !isNaN(e.pageY)? e.pageY : e.clientY; // y-position xmouse = !isNaN(e.pageX)? e.pageX : e.clientX; // x-position }, makecircle = function(){ // rotation/positioning if(init.nopy){ o.style.top = (b || document.body).scrollTop + 'px'; o.style.left = (b || document.body).scrollLeft + 'px'; }; currStep -= rotation; for (var d, i = n; i > -1; --i){ // makes the circle d = document.getElementById('iemsg' + i).style; d.top = Math.round(y[i] + a * Math.sin((currStep + i) / letter_spacing) * circleY - 15) + 'px'; d.left = Math.round(x[i] + a * Math.cos((currStep + i) / letter_spacing) * circleX) + 'px'; }; }, drag = function(){ // makes the resistance y[0] = Y[0] += (ymouse - Y[0]) * speed; x[0] = X[0] += (xmouse - 20 - X[0]) * speed; for (var i = n; i > 0; --i){ y[i] = Y[i] += (y[i-1] - Y[i]) * speed; x[i] = X[i] += (x[i-1] - X[i]) * speed; }; makecircle(); }, init = function(){ // appends message divs, & sets initial values for positioning arrays if(!isNaN(window.pageYOffset)){ ymouse += window.pageYOffset; xmouse += window.pageXOffset; } else init.nopy = true; for (var d, i = n; i > -1; --i){ d = document.createElement('div'); d.id = 'iemsg' + i; d.style.height = d.style.width = a + 'px'; d.appendChild(document.createTextNode(msg[i])); oi.appendChild(d); y[i] = x[i] = Y[i] = X[i] = 0; }; o.appendChild(oi); document.body.appendChild(o); setInterval(drag, 25); }, ascroll = function(){ ymouse += window.pageYOffset; xmouse += window.pageXOffset; window.removeEventListener('scroll', ascroll, false); }; o.id = 'outerCircleText'; o.style.fontSize = size + 'px'; if (window.addEventListener){ window.addEventListener('load', init, false); document.addEventListener('mouseover', mouse, false); document.addEventListener('mousemove', mouse, false); if (/Apple/.test(navigator.vendor)) window.addEventListener('scroll', ascroll, false); } else if (window.attachEvent){ window.attachEvent('onload', init); document.attachEvent('onmousemove', mouse); }; })();
#gb{ position:fixed; top:10px; z-index:+1000; } * html #gb{position:relative;} .gbcontent{ float:right; border:2px solid #A5BD51; background:#ffffff; padding:10px; } function showHideGB(){ var gb = document.getElementById("gb"); var w = gb.offsetWidth; gb.opened ? moveGB(0, 30-w) : moveGB(20-w, 0); gb.opened = !gb.opened; } function moveGB(x0, xf){ var gb = document.getElementById("gb"); var dx = Math.abs(x0-xf) > 10 ? 5 : 1; var dir = xf>x0 ? 1 : -1; var x = x0 + dx * dir; gb.style.top = x.toString() + "px"; if(x0!=xf){setTimeout("moveGB("+x+", "+xf+")", 10);} }
.:[Close][Klik 2x]:.
var gb = document.getElementById("gb"); gb.style.center = (30-gb.offsetWidth).toString() + "px";

Monday, January 7, 2013

Revenue, Expenses, Gains dan Losses (Teori Akuntansi)


Konsep-konsep akuntansi dapat dievaluasi pada tingkat dasar- tingkat struktur, tingkat interprektif dan tingkat perilaku. Laba akuntansi (accounting income) telah dikembangkan dengan baik pada tingkat struktual dan prosedural, tetapi gagal mencapai tujuan dasar pada tingkat interprektif dan perilaku. Setidak-tidaknya kegagalan ini merupakan akibat kenyataan bahwa pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian telah didefenisikan dan di ukur berdasarkan pendekatan deduktif normatif.

PENDAPATAN (REVENUE)
                                                                        
6.1    Pengertian pendapatan
Pendapatan merupakan hasil imbalan terhadap adanya penyerahan barang atau jasa yang telah di produksi dalam operasi perusahaan. Pendapatan merupakan unsure yang paling utama dalam menentukan tingkat laba yang dapat dilihat sebagai prestasi perusahaan dalam mengoperasikan perusahaannya dalam suatu periode tertentu. Di bawah ini penulis mengutip beberapa pendapat mengenai pengertian pendapatan. Menurut Ahmed Riahi-Belkaoui dalam bukunya “Teori Akuntansi” menyatakan sebagai berikut :
Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan nilai assets dari sebuah entitas atau pelunasan utangnya (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode tertentu yang berasal dari pengiriman atau pembuatan barang. Pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan utama yang masih berlangsung dari entitas tersebut”.                         
Sedangkan menurut Abdullah Shahab dalam bukunya “Teori dan Problem Accounting Principles I” menyatakan bahwa :
“Pendapatan (revenue) adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban  suatu badan usaha yang timbul dari penyerahan barang dagang/jasa atau aktivitas usaha lainnya didalam suatu periode. Tidak termasuk dalam pengertian revenue adalah peningkatan aktiva perusahaan yang timbul dari pembelian harta, investasi untuk pemilik pinjaman atau koreksi rugi laba periode lalu”.
Dan dalam statement yang dibuat tahun 1957, The Committee On Accounting Concept And Standart Of The American Accounting Association merumuskan pendapatan dalam pernyataannya sebagai berikut :
Pendapatan (revenue) adalah pernyataan moneter dari keseluruhan produk dan jasa-jasa yang ditransfer oleh perusahaan kepada para pelanggannya selama suatu periode”.
Dari beberapa pengertian pendapatan diatas dapat disimpulkan bahwa revenue atau pendapatan adalah arus masuk bruto atau peningkatan nilai aset dan penurunan kewajiban dari aktivitas normal perusahaan selama periode tertentu yang dinyatakan dalam satuan moneter.

6.2    Sumber-sumber Pendapatan
Menurut Munandar (1996 : 17) pendapatan yang diperoleh perusahaan berdasarkan sumbernya dapat dibedakan atas dua kelompok, yaitu :
1.    Pendapatan Operasional (Operating Revenue)
Operating revenue adalah pendapatan yang diterima perusahaan, yang berkaitan/berhubungan secara langsung dengan usaha pokok perusahaan tersebut. Jenis-jenis dari pendapatan operasional antara lain:
ü Penjualan (Sales) ialah hasil penjualan barang atau jasa yang menjadi objek usaha pokok/utama dalam perusahaan. Contoh: pendapatan operasi PT Telkom yang diperoleh dari jasa telekomunikasi yang diberikan kepada pelanggan berupa penjualan Kartu Telepon dan lain-lain.Penjualan Sales dapat dibedakan menjadi :
§  Penjualan bruto (Gross profit) yaitu semua hasil penjualan sebelum dikurangi dengan berbagai potongan atau pengurangan-pengurangan lainnya.
§  Penjualan bersih (net profit) yaitu penjualan bersih yang sudah diperhitungkan (dikurangi) dengan berbagai potongan dan pengurangan-pengurangan lainnya.
ü Potongan pembelian tunai (purchase discount) ialah pendapatan yang diterima oleh perusahaan karena pembelian barang secara tunai.
ü Penerimaan tambahan dari pembelian (Penerimaan allowance) ialah tambahan barang (ekstra) yang diterima oleh pihak penjual karena perusahaan membeli barang-barang dalam jumlah besar.
2.    Pendapatan bukan operasional (non operating revenue)
Non operating revenue ialah pendapatan yang diterima oleh perusahaan yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan usaha pokok perusahaan. Jenis-jenis pendapatan bukan operasional antara lain :
ü Normal revenue activities
§  Pendapatan Bunga, yaitu bunga yang merupakan penghasilan dan sudah menjadi hak perusahaan atas jasa yang telah diberikan kepada pihak lain.
§  Pendapatan sewa (rent earned), yaitu sewa yang merupakan penghasilan dari jasa menyewakan harta-harta kepada pihak lain.
§  Pendapatan deviden kas (Cash devident earned), yaitu uang yang merupakan penghasilan dan sudah menjadi hak perusahaan sebagai laba, karena perusahaan memiliki saham-sahamnya yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan lain.
ü Non revenue activities, yaitu pendapatan penjualan atau pertukaran yang bukan barang dagangan yang dikenal dengan istilah Gain. Yang mana gain ini in flow dari asset.
6.3    Sifat komponen Pendapatan (Revenue)
Sifat komponen revenue, Revenue diinterpretasikan sebagai:
Ø  Aliran masuk aset bersih yang berasal dari penjualan barang atau Aliran keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan
Ø  Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan selama periode waktu tertentu
Secara mendasar terdapat dua pandangan tentang komponen revenue, yaitu:
Ø Pandangan komprehensif, revenue adalah semua hasil dari aktivitas bisnis dan investasi.
Ø Pandangan sempit, revenue hanya memasukkan hasil yang berasal dari aktivitas penghasil revenue dan mengeluarkan penghasilan investasi dan keuntungan/kerugian dari pelepasan aset tetap.

6.4    Apa yang harus dimasukkan dalam revenue
Dalam beberapa usaha untuk menggambarkan pendapatan (revenue) atau sifat dari komponen income tidak sesuai dengan konsep produk tentang apa yang harus dimasukkan kedalam pendapatan. Disatu pihak dikatakan bahwa perubahan-perubahan dalam aktiva perusahaan selain transaksi modal harus dianggap sebagai pendapatan. Pihak lain menyatakan harus ada pemisahan antara aktivitas yang menghasilkan pendapatan (revenue) dengan gains dan losses.
A.P.B dalam statement no.4 nya yang menyatakan bahwa sebagai tambahan atas penjualan barang-barang dan jasa, maka kedalam pendapatan (revenue) juga dimasukkan penjualan sumber-sumber lain selain produk perusahaan, misalnya penjualan mesin, peralatan, dan investasi-investasi.
6.5    Pengukuran Pendapatan (Revenue)
Nilai tukar produk atau jasa perusahaan merupakan ukuran terbaik bagi pendapatan. Nillai tukar ini menunjukan ekuivalen kas atau nilai sekarang dari pendiskontoan tagihan uang yang akhirnya akan diterima dari transaksi pendapatan.. Di  dalam banyak kasus, nilai ini bisa di ekivalen dengan harga yang di sepakati dalam transaksi dengan pelanggan. Tetapi penyisihan semestinya harus dibuat untuk waktu menunggu hingga tagihan dibayar. Penjualan kas sebesar Rp. 100, menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 100, tetapi penjualan serupa dengan pembayaran yang sama setahun kemudian menghasilkan pendapatan kurang dari Rp. 100, karena kita harus mendiskontokan jumlah tersebut. Apabila waktu menunggu singkat, maka diskonto dapat diabaikan karena tiga alasan pragmatik sebagai berikut:
§  Dengan tingkat diskonto yang rendah maka jumlah diskonto akan kecil dan tidak mempengaruhi total penilaian pendapatan secara material. Misalnya, tagihan yang akan dibayar dalam waktu 60 hari, maka jumlah diskonto dengan tingkat 10% per tahun akan kurang dari 2% dari pendapatan.
§  Karena bunga diklasifikasikan sebagai bagian dari total pendapatan, maka pengaruh utama berasal dari pengaruh waktu. Bunga harus dicatat setelah pencatatan pendapatan yang berasal dari transaksi awal. Akan tetapi, jika jumlah bunga tidak material, maka pemasukannya dalam pendapatan penjualan akan berpengaruh kecil terhadap total pendapatan untuk periode itu.
§  Klasifikasi pendapatan yang timbul dari saat penantian (bunga) akan hilang dan dimasukkan dalam klasifikasi pendapatan yang berasal dari penjualan produk atau jasa.
Kriteria diatas untuk pengukuran pendapatan mengacu pada nilai sekarang dari uang atau ekivalen uang yang akhirnya akan diterima sebagai hasil proses produksi atau transaksi pendapatan. Maka jelaslah bahwa seluruh retur, potongan dagang, dan pengurangan-pengurangan lainnya dari harga yang ditagih harus dikurangkan dari pendapatan yang berasal dari transaksi tertentu. Perlakuan potongan tunai dan kerugian akibat dari piutang tak tertagih mungkin tidak begitu jelas. Akan tetapi, hal ini juga merupakan pengurangan dari harga yang ditagih, walaupun tidak sengaja, seperti dalam hal kerugian dari piutang ragu-ragu.

6.6    Timing dari pada Pendapatan (Revenue)
Pendapatan membutuhkan pengetahuan mengenai kepastian bahwa dia dapat diukur, dan bukan sekedar pengetahuan bahwa nilai tambah sudah terjadi.
Sprouse dan Moonitz mengatakan bahwa “ pendapatan (revenue) harus diindentifikasikan dengan periode di mana kegiatan ekonomi yang utama untuk menciptakan dan melemparkan barang dan jasa yang telah diselesaikan, dengan catatan bahwa pengukuran yang objektif dapat dilakukan.
Istilah “pendapatan (revenue) realization” digunakan dalam pengertian teknis oleh akuntan untuk membuat aturan-aturan khusus guna menentukan kapan suatu pendapatan harus dilaporkan. Secara umum konsep realisasi merupakan laporan pendapatan (revenue) pertukaran yang terjadi, dengan kata lain barang dan jasa telah ditransfer kepada langganan atau klien sehingga menyebabkan meningkatnya jumlah kas tuntutan/penagihan atas kas serta aktiva lainnya.

6.7     Laporan Pendapatan
1.    Laporan pendapatan (revenue) selama produksi
Dasar akuntan akrual yang tradisional mengkui pendapatan pada saat dihasilkan jika pada saat yang sama tagihan terhadap pelanggan atau klien meningkat. Prinsip ini umumnya berlaku dalam industri jasa. Produk perusahaan terjadi ketika jasa diberikan. Jumlah tagihan biasanya ditentukan berdasarkan persetujuan atau kontrak sebelumnya, atau seringkali berdasarkan harga perdagangan yang telah ditetapkan, walaupun klien atau penyewa tidak dituntut membayar sampai suatu tanggal kemudian atau setidak-tidaknya samppai sejumlah jasa tertentu telah diberikan. Beberapa contoh  dasar akrual pada saat pelaporan selama produksi:

Ø Kontrak jangka panjang
Aplikasi kedua yang diterima untuk melaporkan pendapatan selama masa produksi adalah pengakuan terhadap pendapatan dalam kontrak-kontrak jangka panjang.
Pertimbangan yang paling penting adalah bahwa harga total kontrak telah ditentukan terlebih dahulu dan demikian jumlahnya sudah pasti. Kepastian tentang harga jual sudah ditekan seminim mungkin (hampir tidak ada masalah) dan ketidakpastian yang berkenaan dengan pengumpulan harga yang sudah ditentukan tersebut tidaklah besar terutama apabila pihak pembeli adalah unit-unit pemerintah atau perusahaan-perusahaan besar yang sudah mapan. Prosedur ini mempunyai dua kesulitan utama, yaitu:
§  hal ini mengasumsikan bahwa keuntungan yang diterima perusahaan timbul karena dikeluarkannya biaya padahal bagian penting dari kontribusi perusahaan mungkin datangnya dari mana masa perencanaan dimana biaya belum begitu dikeluarkan.
§  Kesulitan yang kedua timbul karena presentasi dihitung dengan menggunakan biaya total sebagai angka penyebut.
Ø Pertambahan (accretion)
Pendapatan (revenue) yang berasal dari accretion hanya dapat diakui dengan perbandingan penilain-penilaian persediaan. Nilai sekarang yang dihitung kembali sulit untuk ditentukan karena hal tersebut tergantung kepada harapan-harapan sehubungan dengan harga pasar pada masa yang akan datang. Perkiraan biaya yang perlu dikeluarkan untuk peningkatan nilai tersebut, biaya-biaya dalam masa panen, serta biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk memasarkan produk akhir.
Kriteria yang penting adalah adanya kepastian tentang harga jual akhir dari produk dan biaya-biaya tambahan yang dibutuhkan untuk memungkinkan pertumbuhan optimal dan persiapan-persiapan untuk melakukan penjualan.
2.    laporan pendapatan (revenue) setelah produksi selesai
Pada saat produk diselesaikan, satu dari beberapa ketidakpastian terdahulu yaitu biaya produksi sekarang dapat dihitung dengan tingkat ketepatan yang wajar. Harga jual dan biaya tambahan penjualan serta penyerahan masih tetap belum pasti. Akan tetapi, bila biaya-biaya ini dapat ditaksir cukup tepat, maka pada saat penyelesaian produksi ini dapat dibenarkan untuk melaporkan pendapatan.
Dari segi pandang ekonomi, nilai bertambah pada semua kegiatan ekonomi perusahaan, termasuk produksi akan tetapi pelaporan pendapatan pada waktu penyelesaian produksi tergantung pada tingkat kepastian dimana harga jual dan biaya tambahan dapat diestimasikan dengan baik.
Dalam beberapa hal laporan pendapatan pada saat penyelesaian proses produksi diperbolehkan sekalipun produk-produk yang diproduksikan tidak berdasarkan pada kontrak tertentu. Kriteria utama untuk hal tersebut adalah
§  Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil.
§  Biaya pemasaran tidak besar.
§  Saling pertukaran unit-unit produksi.
Ketidakmampuan dalam menentukan biaya bukanlah merupakan satu alasan yang logis untuk  mengukur pendapatan pada saat penyelesaian produksi. Pertimbangan pokok adalah pada kemampuan untuk memperoleh pengukuran- pengukuran pendapatan dan biaya-biaya yang dapat diverifikasikan secara baik dan dapat dipercaya.
3.    Laporan pendapatan pada saat penjualan
Laporan pendapatan pada saat penjualan didasarkan kepada :
§  Harga pokok dapat ditetapkan secara pasti.
§  Produk yang dijual telah meninggalkan perusahaan dan aktiva-aktiva baru sudah menggantikan produk tersebut.
§  Banyak pihak-pihak yang berkepentingan menganggap bahwa penjualan merupakan kejadian keuangan yang paling penting dalam kegiatan ekonominya.
§  Kebanyakan biaya produksi atau pengadaan barang produksi tersebut telah dikeluarkan dengan mudah.

4.    Laporan pendapatan sesudah penjualan
Penerimaan kas atau antisipasi penerimaan kas adalah signifikan dalam pengukuran pendapatan tetapi kedua hal tersebut tidaklah penting sekali dalam proses yang meningkatkan aktiva perusahaan. Namun demikian, apabila salah satu dari kedua kriteria yang berikut dipenuhi, penundaan pengakuan pendapatan sampai saat penerimaan tunai memang dapat dibenarkan :
§  Apabila tidak mungkin mengukur nilai aktiva yang diterima secara cukup tepat.
§  Apabila masih ada biaya-biaya yang material jumlahnya yang masih harus dikeluarkan dan biaya-biaya ini tidak dapat ditaksirkan jumlahnya secara tepat.
Contoh yang sering dipergunakan untuk membenarkan penundaan pengukuran pendapatan adalah penjualan dengan cicilan. Tagihan sering diragukan karena pembeli mempunyai kecendrungan “besar pasak dari tiang”, atau pembeli diluar kesanggupan untuk membayar.

BEBAN (EXPENSES)

6.8    Pengertian Beban (Expenses)
Expense  juga merupakan “konsep arus” (a flow concept) yang menggambarkan perubahan-perubahan yang negatif (unfavoroble) dalam sumber perusahaan. Yang lebih tepat expense dapat dikatakan sebagai pemakaian atau konsumsi barang ddan jasa dalam proses untuk memperoleh pendapatan.
Tidak jarang terjadi expense didefenisikan dalam pengertian biaya yang habis digunakan (cost expiration) atau alokasi biaya. Penilaian expense adalah suatu masalah yang berbeda dengan defenisi expense. Expense diukur melalui penilaian dari jumlah barang atau jasa yang diipakai atau diasumsikan. Pertayaan-pertayaan sehubungan dengan istilah “extenses”.

6.9    Apa yang seharusnya dimasukkan dalam expense?
Dalam defenisi diatas, hanya perubahan-perubahan negatif (unsavorable) yang terjadi dalam proses pendapatan saja yang dimasukkan dalam expense.
Potongan-potongan penjualan (sales discont) dan bed debt losses secara konvensional diperlukan sebagai expense. Potongan-potongan adalah pengurangan pendapatan dan bukanya bunga dari dana yang dipinjam.
Asset expiration dan kewajiban-kewajiban yang timbul dengan adanya transaksi modal tidak boleh dimasukkan sebagai expense tetapi sebagai pengurangan modal. Tujuan untuk memperoleh pendapatan sangat tidak langsung, seperti halnya pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan atas utang-utang atau kebutuhan untuk menservice utang perusahaan.
Pengklasifikasian expense kedalam “selling”, “administrative” atau “cost of good sold” akan berguna untuk maksud-maksud penganalisaan didalam perusahaan sendiri. Sementara masing-masing klasifikasi dapat menggambarkan pemakaian barang-barang dan jasa dalam proses operasi perusahaan pada waktu yangberbeda-beda, tetapi kesemuanya merupakan expense. Cost of good sold merupakan expense, sama saja halnya dengan komisi untuk para tenaga penjual.
7.        Bagaimana seharusnya pengukuran terhadap expense?
Pengukuran barang-barang dan jasa-jasa yang dipakai dalam operasi perusahaan tidak mempunyai solusi yang sederhana. Menurut pendapat pihak-pihak yang menyatakan bahwa expense merupakan penurunan aktiva perusahaan, pengukuran yang logis adalah nilai dari barang-barang dan jasa yang digunakan dalam operasi perusahaan. Sebaliknya, pihak-pihak yang menekankan pada laporan arus kas expense diukur dalam pengertian transaksi.
Pengukuran-pengukuran yang umum diginakan dalam expense, adalah:
Ø Biaya Historis
Alasan utama penggunaan biaya-biaya historis adalah karena biaya-biaya tersebut dapat diverifikasi mengingat hal tersebut menggambarkan pengeluaran perusahaan.
Ø Harga yang berlaku sekarang (current price)
Seperti halnya pendapatan, expenses juga harus diukur dengan harga sekarang dari barang atau jasa yang dipakai. Income yang dihasilkan penjualan merupakan kelebihan kas atau claim yang akan diterima atas jumlah sumber-sumber yang dipakai. Jadi, pengukuran expenses dalam harga-harga sekarang mempunyai keuntungan karena membedakan:
§  Income yang dihasilkan dari transaksi, dan
§  Gains dan losses yang diakibatkan karena perusahaan memiliki/menahan terlebih dahulu aktiva sebelum masanya dipakai dalam operasi. Harga berlaku sekarang dapat menggambarkan baik harga likuidasi saat ini (penjualan) ataupun biaya-biaya lainnya.
7.1    Timing daripada Expenses
Timing ataupun pembuatan laporan expenses akan ditampakkan dengan mencatat aktivitas-aktivitas (pemakaian) dalam perkiraan atau memasukkannya kedalam laporan keuangan. Defenisi sebagai perubahan-perubahan dalam nilai pada umumnya mengatakan bahwa expenses harus dilaporkan setiap saat terjadinya penurunan nilai ataupun bilamana tidak ada keuntungan-keuntungan atau nilai-nilai yang jelas akan diterima pada masa yang akan datang yang berasal dari penggunaan barang dan jasa. Beberapa timing daripada expenses, yaitu
1.    Konsep Perbandingan (matching concept)
Sebagaimana didefenisikan oleh komite AAA pada tahun 1964, konsep matching merupakan proses pelaporan beban berdasarkan hubungan sebab akibat dengan pendapatan yang dilaporkan. Matching yang tepat hanya terjadi apabila dapat ditemukan kaitan yang wajar antara pendapatan dengan beban. Dengan demikian timing expenses mengisyaratkan adanya:
§  Kaitannya dengan pendapatan, dan
§  Dilaporkan dalam periode yang sama dengan laporan pendapatan
2.    Perbandingan langsung atau produk
Dalam hal ini pemakaian barang dan jasa dikaitkan dengan produk tertentu dan produk tersebut kemudian dihubungkan dengan pendapatan pada saat hal tersebut dilaporkan. Penggunaan barang dan jasa dikaitkan dengan produk tertentu, dan kemudian produk itu dikaitkan dengan pendapatan pada saat pendapatan dilaporkan. Penandingan harga pokok produk dengan pendapatan menimbulkan beberapa masalah yang rumit, yaitu:
Ø Identifikasi biaya produk
Biaya biaya atas produk yang masih ada dalam perusahaan baik sebagai barang jadi yang belum terjual ataupun barang-barang setengah jadi harus dimasukkan sebagai persedian dan simpanan sampai saat terjadinya penjualan atau melaporkan pendapatan. Biaya-biaya produksi yang secara langsung dikaitkan dengan produksi produk-produk tertentu. Sedangkan biaya-biaya produksi tidak langsung merupakan barang-barang dan jasa-jasa yang dipakai dalam proses yang tidak dapat diidentifikasikan dengan produk tertentu.
Ø Expense yang berkaitan langsung dengan pendapatan yang akan datang tetapi tidak termasuk dalam biaya produk.
Biaya-biaya yang dapat dikaitkan dengan pendapatan pada masa yang akan datang tidak dapat dibebankan secara langsung kepada produk perusahaan karena tidak menggambarkan nilai yang ditambahkan kepada produk-produk tertentu. Biaya-biaya tersebut pada umumnya merupakan biaya-biaya administrasi dan penjualan yang secara jelas dapat dihubungkan dengan pendapatan masa yang akan datang. Biaya-biaya lain yang dapat dilanjutkan pembebanannya (carry forward) pada dasarnya merupakan expense yang dibayar dimuka atau terlebih dahulu (repaid exponse).
Ø Beban langsung yang timbul sesudah pendapatan dilaporkan
Kadang-kadang beban langsung akan terjadi sesudah pelaporan pendapatan yang berkaitan.bilamana pendapatan dilaporkan terlebih dahulu sebelum pengiriman terakhir barng-barang yang dijual maka akan sangat mungkin ada biaya-biaya tambahan untuk penjualan dan pengiriman barang tersebut. Dimana dalam hal seperti ini mana mungkin pantas untuk mencatat jumlah pendapatan sebesar harga penjualan dikurangi dengan biaya-biaya tambahan yang diperkirakan.
3.    Pembanding langsung atau pembanding disuatu periode
Laporan expense dalam periode dimana barang dan jasa dipakai dalam proses produksi adalah suatu proses matching pengukuran barang dan jasa dengan periode pemakaiannya, hal ini merupakan laporan barang dan jasa dalam periode dimana mereka diperoleh atau dibayar.
Hal-hal berikut ini sering kali digunakan sebagai justifikasi untuk pembandingan tak langsung:
§  Banyak expense periode secara tidak langsung dikaitkan dengan pendapatan yang dihasilkan pada periode berjalan, jadi tidak ada penyimpangan yang material dari prinsip matching apabila expense dilaporkan pada saat barang atau jasa dipakai diproses produksi.
§  Dalam banyak hal, tidak dapat ditemukan kaitan antara expense dengan pendapatan, tetapi apabila expense diperlukan untuk keseluruhan proses produksi, maka ini berarti bahwa expense tersebut harus dibebankan kepada periode berjalan.
Langkah-langkah dalam proses membebankan expense kedalam suatu periode:
§  Penentuan saat terjadinya ekspirasi barang dan jasa
§  Mengklasifikasikan expense menurut aktivitas utama perusahaan.
7.2    Konsep Alokasi
Dalam bidang akuntansi, alokasi adalah suatu proses pembagian sekumpulan atau sejumlah penilaian dan membebankan hasil-hasil yang diperoleh kedalam klasifikasi atau periode yang terpisah.
Athur L. Thomas dalam tulisannya “The Allocation Problem in Financial Accounting Theory” mengatakan bahwa untuk dijustifikasi secara teoritis, maka alokasi harus dapat memenuhi tiga kriteria yaitu:
§  Defensibility (dapat ditambahkan)
§  Unambiguity (tidak membingungkan)
§  Defensibity (dapat dipertahankan)

GAINS DAN LOSSES
Gains and Losses merupakan kejadian yang menguntungkan dan tidak menguntungkan, yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan normal perusahaan yang menghasilkan pendapatan.
7.3    Pengertian Gains
Hadiah (gains) yang diberikan kepada perusahaan dapat diklasifikasikan baik sebagai kapital/modal maupun income, tergantung kepada maksud sipemberi serta suasana yang menyertai pemberian tersebut. Sebagian besar gains yang lain dihasilkan dari adanya pertukaran sehingga dengan demikian dibutuhkan matching antara aspek-aspek positif dari pertukaran tersebut.
Pemberian harus diukur seperti pendapatan yaitu menurut nilai berjalan (nilai saat ini) dari aktiva yang diterima. Pengukuran aspek yang menguntungkan serupa dengan pengukuran pendapatan yaitu menurut nilai saat ini dari aktiva yang diterima atau diakui berdasarkan nilai saat ini dari pengurangan hutang. Aspek yang tidak menguntungkan harus diukur sama dengan beban yaitu menurut nilai barang dan jasa yang digunakan atau dipertukarkan dalam transaksi.
Pada dasarnya, keengganan para akuntan mencatat kenaikan nilai berpangkal pada dua sumber:
§  Pertambahan nilai bersifat tidak pasti dan sementara
§  Peningkatan nilai tidaklah menambah sumber-sumber likuid yang dapat digunakan untuk membayar deviden.
7.4    Pengertian losses
Istilah “loss” digunakan oleh akuntan untuk menggambarkan kelebihan expense atau pendapatan dalam satu periode, jadi hal ini merupakan kebalikan dari income, tetapi disisni pengertian tersebut dipergunakan sebagai lawan dari pengertian gains.
Bagian terpenting dari pengertian losses adalah bahwa hal tersebut menggambarkan habisnya nilai yang tidak berhubungan dengan operasi-operasi normal perusahaan disetiap periode. Pengukuran losses sama dengan pengukuran expense kecuali semua jumlah penghasilan harus dikurangi secara langsung untuk menunjukkan jumlah bersih dari kerugian itu.
Kriteria pengakuan kerugian sama dengan kriteria pengakuan beban periode. Kerugian tidak dapat ditandingkan dengan pendapatan,sehingga harus diakui pada periode di mana kerugian itu cukup pasti bahwa aktiva tertentu akan memberikan manfaat yang lebih sedikit bagi perusahaan dibandingkan dengan yang dinyatakan oleh nilai yang tercatat. 
Description: Revenue, Expenses, Gains dan Losses (Teori Akuntansi) Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Revenue, Expenses, Gains dan Losses (Teori Akuntansi)

6 comments:

  1. Thanks... Thanks---- Thanks.
    Desi Teen(18+) Sex Download

    desiteenxxx

    ReplyDelete
  2. selamat malam, terimakasih atas refrensinya sangat bermanfaat. boleh tau refrensinya?

    ReplyDelete
  3. thank for the information. but i suggest u to write the source.

    ReplyDelete
  4. Terimakasih ya . Sungguh sangat bermanfaat

    ReplyDelete