Search This Blog

/* Circle Text Styles */ #outerCircleText { /* Optional - DO NOT SET FONT-SIZE HERE, SET IT IN THE SCRIPT */ font-style: italic; font-weight: bold; font-family: 'comic sans ms'; color: #FF0000; /* End Optional */ /* Start Required - Do Not Edit */ position: absolute;top: 0;left: 0;z-index: 3000;cursor: default;} #outerCircleText div {position: relative;} #outerCircleText div div {position: absolute;top: 0;left: 0;text-align: center;} /* End Required */ /* End Circle Text Styles */ /* Circling text trail- Tim Tilton Website: http://www.tempermedia.com/ Visit: http://www.dynamicdrive.com/ for Original Source and tons of scripts Modified Here for more flexibility and modern browser support Modifications as first seen in http://www.dynamicdrive.com/forums/ username:jscheuer1 - This notice must remain for legal use */ ;(function(){ // Your message here (QUOTED STRING) var msg = "Tutorial Blog"; /* THE REST OF THE EDITABLE VALUES BELOW ARE ALL UNQUOTED NUMBERS */ // Set font's style size for calculating dimensions // Set to number of desired pixels font size (decimal and negative numbers not allowed) var size = 24; // Set both to 1 for plain circle, set one of them to 2 for oval // Other numbers & decimals can have interesting effects, keep these low (0 to 3) var circleY = 0.75; var circleX = 2; // The larger this divisor, the smaller the spaces between letters // (decimals allowed, not negative numbers) var letter_spacing = 5; // The larger this multiplier, the bigger the circle/oval // (decimals allowed, not negative numbers, some rounding is applied) var diameter = 10; // Rotation speed, set it negative if you want it to spin clockwise (decimals allowed) var rotation = 0.4; // This is not the rotation speed, its the reaction speed, keep low! // Set this to 1 or a decimal less than one (decimals allowed, not negative numbers) var speed = 0.3; ////////////////////// Stop Editing ////////////////////// if (!window.addEventListener && !window.attachEvent || !document.createElement) return; msg = msg.split(''); var n = msg.length - 1, a = Math.round(size * diameter * 0.208333), currStep = 20, ymouse = a * circleY + 20, xmouse = a * circleX + 20, y = [], x = [], Y = [], X = [], o = document.createElement('div'), oi = document.createElement('div'), b = document.compatMode && document.compatMode != "BackCompat"? document.documentElement : document.body, mouse = function(e){ e = e || window.event; ymouse = !isNaN(e.pageY)? e.pageY : e.clientY; // y-position xmouse = !isNaN(e.pageX)? e.pageX : e.clientX; // x-position }, makecircle = function(){ // rotation/positioning if(init.nopy){ o.style.top = (b || document.body).scrollTop + 'px'; o.style.left = (b || document.body).scrollLeft + 'px'; }; currStep -= rotation; for (var d, i = n; i > -1; --i){ // makes the circle d = document.getElementById('iemsg' + i).style; d.top = Math.round(y[i] + a * Math.sin((currStep + i) / letter_spacing) * circleY - 15) + 'px'; d.left = Math.round(x[i] + a * Math.cos((currStep + i) / letter_spacing) * circleX) + 'px'; }; }, drag = function(){ // makes the resistance y[0] = Y[0] += (ymouse - Y[0]) * speed; x[0] = X[0] += (xmouse - 20 - X[0]) * speed; for (var i = n; i > 0; --i){ y[i] = Y[i] += (y[i-1] - Y[i]) * speed; x[i] = X[i] += (x[i-1] - X[i]) * speed; }; makecircle(); }, init = function(){ // appends message divs, & sets initial values for positioning arrays if(!isNaN(window.pageYOffset)){ ymouse += window.pageYOffset; xmouse += window.pageXOffset; } else init.nopy = true; for (var d, i = n; i > -1; --i){ d = document.createElement('div'); d.id = 'iemsg' + i; d.style.height = d.style.width = a + 'px'; d.appendChild(document.createTextNode(msg[i])); oi.appendChild(d); y[i] = x[i] = Y[i] = X[i] = 0; }; o.appendChild(oi); document.body.appendChild(o); setInterval(drag, 25); }, ascroll = function(){ ymouse += window.pageYOffset; xmouse += window.pageXOffset; window.removeEventListener('scroll', ascroll, false); }; o.id = 'outerCircleText'; o.style.fontSize = size + 'px'; if (window.addEventListener){ window.addEventListener('load', init, false); document.addEventListener('mouseover', mouse, false); document.addEventListener('mousemove', mouse, false); if (/Apple/.test(navigator.vendor)) window.addEventListener('scroll', ascroll, false); } else if (window.attachEvent){ window.attachEvent('onload', init); document.attachEvent('onmousemove', mouse); }; })();
#gb{ position:fixed; top:10px; z-index:+1000; } * html #gb{position:relative;} .gbcontent{ float:right; border:2px solid #A5BD51; background:#ffffff; padding:10px; } function showHideGB(){ var gb = document.getElementById("gb"); var w = gb.offsetWidth; gb.opened ? moveGB(0, 30-w) : moveGB(20-w, 0); gb.opened = !gb.opened; } function moveGB(x0, xf){ var gb = document.getElementById("gb"); var dx = Math.abs(x0-xf) > 10 ? 5 : 1; var dir = xf>x0 ? 1 : -1; var x = x0 + dx * dir; gb.style.top = x.toString() + "px"; if(x0!=xf){setTimeout("moveGB("+x+", "+xf+")", 10);} }
.:[Close][Klik 2x]:.
var gb = document.getElementById("gb"); gb.style.center = (30-gb.offsetWidth).toString() + "px";

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday, November 29, 2012

Gagasan Usaha (Kewirausahaan)

Penemuan ide/gagasan yang baik, diperlukan banyak informasi yang berhubungan dengan ide/gagasan tersebut.
Gagasan adalah suatu yang dapat mendatangkan inspirasi pelaku yang mendorong munculnya suatu ide usaha dan menduga lebih awal apakah ide yang muncul ini akan dapat menghasilkan suatu nilai tambahan atau tidak. Pemahaman sumber gagasan yang baik tentunya akan memperkaya ide usaha.
Gagasan usaha dapat dilakukan secara bertahap, artinya jika dilakukan secara bertahap yang ingin menemukan ide/gagasan akan memulai dengan melakukan survei lebih dahulu, setelah jtu dilakukan pencocokan hasil survei dengan pengalaman pribadi sebelumnya atau dengan mengkaji hasil survei berdasarkan referensi yang pernah dibaca. Sehubungan dengan ide/gagasan usaha yang sedang dicari ini. Ketiga kegiataan ini sebernanya merupakan tahapan awal dalam melakukan indentifikasi ide/gagasan usaha. Tentu saja ide/gagasan  usaha tersebut sudah ditemukan maka langkah berikutnya adalah melakukan kajian secara umum dan sudut ekonomi, kemampuan teknis, ketersediaan sumber daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan keterampilan yang diperlukan. Jika ide/gagasan usaha tersebut akan dilaksanakan. Terakhir perlu juga diperlukan kemampuan keuangan yang ada.
Lingkungan usaha merupakan suatu langkah yang pentig dilakukan dengan tujuan untuk menemukan apakah lingkungan dimana usaha itu akan berdiri nantinya tidak akan menimbulkan ancaman atau justru dapat memberikan peluang diluar dari usaha yang utama.
A.    Mencari gagasan usaha
Dalam melakukan indetifikasi ide/gagasan usaha, melakukan beberapa hal penting berikut:
1.      Melakukan survei atau pengamatan langsung ke lokasi
2.      Menghimpun seluruh pengalaman mengenai usaha yang pernah ditekuni sebelumnya.
3.      Mendengar atau melakukan diskusi mengenai usaha khusus pada usaha yang sedang diminati saat ini.
Ketiga hal ini dapat dilakukan secara bertahap, artinya jika dilakukan secara bertahap yang ingin menemukan ide/gagasan akan memulai dengan melakukan survei lebih dahulu, setelah jtu dilakukan pencocokan hasil survei dengan pengalaman pribadi sebelumnya atau dengan mengkaji hasil survei berdasarkan referensi yang pernah dibaca. Sehubungan dengan ide/gagasan usaha yang sedang dicari ini. Ketiga kegiataan ini sebernanya merupakan tahapan awal dalam melakukan indentifikasi ide/gagasan usaha. Tentu saja ide/gagasan  usaha tersebut sudah ditemukan maka langkah berikutnya adalah melakukan kajian secara umum dari sudut ekonomi, kemampuan teknis, ketersediaan sumber daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan keterampilan yang diperlukan. Jika ide/gagasan usaha tersebut akan dilaksanakan. Terakhir juga diperlukan kemampuan keuangan yang ada.
B.     Sumber Gagasan Usaha
Penemuan ide/gagasan yang baik, diperlukan banyak informasi yang berhubungan dengan ide/gagasan. Maka perlu dilakukan kegiatan berikut yaitu :
1)      Mengetahui sumber informasi.
2)      Melakukan seleksi informasi dari sumber-sumber.
Gagasan ini adalah suatu yang dapat mendatangkan inspirasi pelaku yang mendorong munculnya suatu ide usaha dan menduga lebih awal apakah ide yang muncul ini akan dapat menghasilkan suatu nilai tambahan atau tidak. Pemahaman sumber gagasan yang baik tentunya akan memperkaya ide usaha.
Sumber Gagasan Usaha Bagi Produk dan Jasa Baru :
·         Kebutuhan akan sumber penemuan
·         Membuat inovasi baru
·         Sesuai keahlian
·         Hobi atau kesenangan pribadi
·         Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar
·         Memanfaatkan koneksi dan relasi
·         Mengamati kecenderungan-kecenderungan
·         Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
1.      SurveiSurvei dapat diartikan seseorang mencari ide usaha dengan cara terjun langsung kelapangan guna mengamati, melihat secara langsung dari dekat mengenai objek yang dianggap menarik ataupun dilakukan secara sistematik dengan dibuat suatu rancangan khusus, perlakuan khusus, dengan tahap-tahap yang harus dilalui guna menemukan suatu ide usaha. Ide yang muncul sebagai temuan dari suatu survei akan lebih baik adanya karena dapat dirasakan, dilihat, didengar, dan didiskusikan secara langsung sehingga langkah-langkah untuk merealisasikan akan jauh lebih mudah ketimbang ide/gagasan yang ditemukan berdasarkan sumber bacaan.
2.                  Pengalaman
Pengalaman adalah guru yang paling baik. Banyak contoh lahirnya para pendiri perusahaan yang muncul dari pengalaman, seperti pengusaha atau pendiri perusahaan pasta gigi pepsodent. Awalnya dia bekerja sebagai tenaga pemasar (salesman) keliling yang menjajakan barang dagangan keseluruh wilayah pemasaran di Amerika Serikat. Dari pengalaman dan hasil pengamatannya bertahun-tahun ternyata membuat dan menjual pasta gigi akan menguntungkan, disamping itu jika produk tersebut dapat diterima oleh konsumen maka kebutuhannya tidak akan pernah habis kegenerasi-generasi.
3.      Teknologi
Teknologi muncul disekitar kita juga dapat menjadi sumber ide usaha, misalnya, adanya teknologi computer secara tidak langsung melahirkan sebagai ide usaha baru, seperti : usaha jasa internet, usaha jasa rental computer, usaha jasa pengolahan data, usaha jasa pemasangan jaringan, usaha servis computer, dan lain sebagainya.
4.      Kebutuhan Pasar
Kebutuhan pasar yang muncul maka akan segera juga berbagai ide usaha yang akan muncul.
5.    Pesaing
Kegiatan pesaing untuk melakukan inovasi produknya, kadang-kadang muncul dari adanya usaha baru, baik berupa produksi barang subtitusi ataupun meniru produk. Yang sudah ada sedikit modifikasi. Contoh air Mineral “Aqua” yang telah melahirkan beratus-ratus.Ide untuk menghasilkan air mineral sejenis aqua tersebut dengan merek dagang yang berbeda-beda.
6.    Saluran Distribusi.
Banyak produk yang beredar dan relatif dikenal luas oleh masyarakat namun terkadang perusahaan kesulitan untuk mendistribusikan produknya.
7.    Pemasuk.
Kebutuhan pasar yang sedemikian besar yang menyebabkan banyak yang dibutuhkan pemasuk, baik untuk kebutuhan pabrik ataupun kebutuhan kantor-kantor pemerintah atau swasta.
8.    Perubahan Lingkungan.
Ide juga dapat muncul dengan adanya perubahan lingkungan. Misalnya ada perubahan lingkungan sebagai akibat pendirian suatu perguruan tinggi atau sekolah, maka lingkungan disekitar perguruan tinggi atau sekolah tersebut yang tadinya merupakan lingkungan tempat tinggal sekarang telah berubah menjadi lingkungan bisnis yang menunjang kebutuhan tambahan dari adanya perguruan tinggi atau sekolah tersebut, seperti kebutuhan warung atau restoran,dll.
C.    Hak dan kewajiban pelaku dalam gagasan usaha.
1.        Hak pelaku usaha.
·           Menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang atau jasa yang diperdagangkan.
·           Mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikat tidak baik.
·           Melakukan pembelaan diri sepatutnya didalam penyelesaian hukum sangketa konsumen.
·           Rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan jasa
2.      Kewajiban pelaku usaha
·           Beritikat baik dalam melakukan kegiatan
·           Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan jasa.
·           Memperlakukan atau melayani konsumen.
·           Menjamin mutu barang dan jasa yang diproduksi.
·           Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji.
·           Memberi kompensasi, ganti rugi, dan penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian barang dan jasa.
D.    Metode Mengenali Gagasan Usaha1.      Inovasi Teknologi
Metode ini adalah suatu cara untuk mengenali ide dengan cara melakukan pencarian terobosan atau temuan, perbaikan dari teknologi yang ada sehingga semakin hari semakin banyak ragamnya. Inovasi bertujuan untuk memperluas pasar, melindungi dari kemungkinan masuknya saingan baru dan memperluaskan pasar.
2.      Pencarian Langsung
Penjaringan ide usaha dapat dilakukan dengan cara mencari langsung melalui suatu riset yang telah dirancang secara teliti, dengan tujuan untuk menemukan produk atau usaha baru.
Cara seperti ini umumnya dapat dikelompokan kedalam katagori yaitu :
a.       Riset Aplikasi, artinya pelaku secara aktif mencari produk. Produk baru yang telah di komersialkan dipasar kemudian diambil dan diteliti untuk dicari cara-cara melakukan adopsi
 dengan mengadakan berbagai modifikasi sehingga terlihat sebuah produk yang lain atau berbeda dari produk yang sudah ada sebelumnya.
b.      Riset Dasar, adalah riset yang bertujuan untuk menemukan produk baru dan belum pernah ada di dunia saat ini.
3.      Analisis Pemakaian Akhir
Metode penjaringan ide ini dilakukan dengan cara mengamati pemakaian pemakai akhir dari suatu produk. Semua keluhan, kelemahan dicari penyebabnya. Adanya analisis pemakai akhir akan mendorong munculnya gagasan penyempurnaan atau pembuatan produk baru sebagai pengganti.
4.      Metode Kreatif
Metode ini dilakukan dengan mengenali segala sesuatu dari pelaku, kreatifitas yang sangat menentukan gagasan usaha yang akan muncul. Keterampilan seseorang, atau hobi yang dikembangkan menjadi suatu usaha yang kreatif. Misalnya, karena ada bakat melukis, maka muncul gagasan yang kreatif untuk membuka usaha sablon kaos dengan membuat lukisan-lukisan yang menarik dan bersifat populer untuk para remaja.
5.      Metode Aliansi, Akuisisi, dan Lisensi
Metode ini umumnya muncul karena ada beberapa keterbatasan, misalnya keterbatasan pasar, keterbatasan sumber daya manusia, ada pemikiran tidak perlu terlalu lama untuk memajukan suatu usaha, dan ada pemikiran tidak perlu terlalu lama untuk menunjukan suatu usaha. Jika dengan melakukan aliansi, akuisisi, ataupun melalui lisensi masaalah gagasan usaha ini tidak perlu harus mulai dari tahap awal, tetapi mungkin saja sudah berada tahap pertumbuhan.
E.     Teknis Penjaringan Gagasan Usaha
Guna mendapatkan pilihan gagasan usaha yang baik dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi maka perlu dilakukan teknik penjaringan berikut :
a.       Daftar alternatif gagasan yang muncul.
b.      Tentukan rangking dan bobotnya.
c.       Hitung total skor, yaitu rangking bobot.
d.      Pilihan adalah didasarkan pada total skor yang tertinggi.
F.     Kaitan Antara Gagasan dan Alternatif Usaha.
Langkah selanjutnya setelah alternatif gagasan usaha yang ditemukan adalah perlu dipertimbangkan alternatif jenis usaha, apakah merupakan suatu usaha yang menghasilkan produk/jasa yang lazim disebut sebagai usaha manufaktur, usaha perdagangan atau usaha pengembangan produk guna memudahkan pilihan. Setiap kemungkinan ini harus dianalisis secara cermat didapatlah hasil yang tepat.
G.    Analisis lingkungan dalam gagasan usahaLingkungan gagasan usaha merupakan suatu langkah yang penting dilakukan dengan tujuan untuk menemukan apakah lingkungan dimana usaha itu akan berdiri nantinya dan tidak akan menimbulkan ancaman atau justru dapat memberikan peluang diluar dari usaha yang utama. Guna menghindari segala kemungkinan pengaruh negatif ini, sebaiknya dari awal setiap akan mendirikan usaha perlu membuat kajian lingkungan dimasukan kedalam unsur penilaian  dari kelayakan usaha.
Dampak Lingkungan gagasan usaha.
Dampak lingkungan yang akan muncul sehubungan dengan adanya pendirian setiap usaha, yaitu adanya perubahan pola tingkah laku masyarakat disekitar tempat usaha, dan tidak jarang perubahan itu akan membawa dampak negatif.
Kegiatan usaha juga tidak saja akan berdampak negatif, tetapi juga akan membawa dampak ekonomi atau akan mendatangakan kontribusi positif kearah pertumbuhan ekonomi.
Kegiatan untuk melakukan studi dan membuat prediksi pengaruh dari lingkungan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah lingkungan dimana usaha itu akan didirikan.
a)      Dampak Sosial Usaha
Dampak sosial yang sering muncul adalah adanya ketidakpuasan dari masyarakat disekitar lokasi, baik yang mengenai kopetensi yang mereka terima ataupun adanya kecemburuan kepada tenaga kerja asing yang datang. Sementara mereka yang menang beranak- pinak disekitar lokasi justru tidak mendapatkan kesempatan untuk berkerja pada usaha tersebut.
b)      Dampak Ekonomi Usaha.
Dampak suatu usaha kecil akan selalu menimbulkan dampak ekonomi. Dampak ekonomi itu antara lain dapat dirinci sebagai berikut:
a.       Besarnya tenaga kerja yang yang terserap untuk usaha yang akan didirikan.
b.      Apakah ada usaha ikutan yang muncul akibat usaha ini. Jika ada berapa banyak, dalam bentuk apa, apakah dapat menunjang usaha usaha atau dapat bermitra dan lain-lain.
c.       Besarnya penerimaan pemerintah dengan adanya usaha, baik yang barasal dari retribusi, pajak pertambahan nilai, dan pajak penghasilan.
d.      Besarnya kontribusi usaha terhadap penambahan pendapatan masyarakat disekitar lokasi usaha.
e.       Besarnya kerugian akibat dari peralihan fungsi lahan ke lokasi usaha.
Penilaian kelayakan usaha dari aspek ekonomi ini dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk menerima gagasan pendirian usaha ini, selain itu jika diperlukan mengeluarkan dana untuk mengatasi masalah lingkungan hendaknya dapat diketahui lebih awal sehingga dapat dimasukkan sebagai biaya proyek.
c)      Dampak Fisik.
Dampak fisik ini untuk mengetahui ada tidaknya kemungkinan bahwa akibat dari pendirian dan proses produksi dari usaha baru itu akan menimbulkan pencemaran udara, pencemaran air, sangat bising dan perusakan penglihatan, baik bagi karyawan usaha ataupun bagi masyarakat disekitar lokasi usaha.
H.    Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam gagasan usaha
Seperti sudah dikemukakan sebelumnya, bahwa sekalipun sudah dilakukan penelitian melalui studi yang sungguh-sungguh, setiap bisnis atau usaha yang dijalankan tidaklah menjamin 100% bahwa bisnis atau usaha tersebut akan berhasil. Ada banyak hal yang menyebabkan usaha tersebut mengalami kegagalan. Pada akhirnya kegagalan ini akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
a.       Data dan informasi tidak lengkap
Pada saat melakukan penelitian data dan informasi yang disajikan kurang lengkap, sehingga hal-hal yang seharusnya menjadi penilaian tidak ada. Kemudian dapat pula data yang disediakan tidak dapat dipercaya atau palsu. Oleh karena itu sebelum melakukan studi sebaiknya kumpulkan data dan informasi selengkap mungkin, melalui berbagai sumber yang ada yang tentunya dapat dipercaya kebenaran datanya.
b.      Tidak teliti
Kegagalan dapat pula disebabkan karena kurang dalam meneliti dokumen-dokumen yang ada. Oleh karena itu, dalam melatih atau mencari tenaga yang benar- benar ahli dalam bidangnya, sehingga faktor ketelitian ini menjadi jaminan. Kecerobohan sekecil apapun akan sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian.c.       Salah perhitungan
Kesalahan dapat pula diakibatkan karena salah dalam melakukan perhitungan. Misalnya dalam hal penggunaan rumus atau cara menghitung, sehingga hasil yang dikeluarkan tidak akurat.
d.      Pelaksanaan pekerjaan salah
Para pelaksana bisnis dilapangan sangat memegang peranan penting dalam keberhasilan menjalankan bisnis tersebut. Jika para pelaksana dilapangan tidak mengerjakan proyek secara benar atau tidak sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan, maka kemungkinan bisnis tersebut gagal sangat besar.
e.       Kondisi lingkungan
Pada saat melakukan penelitian dan pengukuran semuanya sudah selesai dengan tepat dan benar, namun dalam perjalanan akibat terjadinya perubahan lingkungan pada akhirnya berimbas kepada hasil penelitian bisnis.
f.       Unsur sengaja
Peneliti sengaja membuat kesalahan yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dengan berbagai sebab.
daftar pustakaü  Baqir Ash Shadr, Muhammad, 2008. Buku Induk Ekonomi Islam, Zahra Publishing House, Jakarta.
ü  Sukirno, Sadono, 2008. Ekonomi Pembangunan, Prenada Media Group, Jakarta.
ü  Rosyidi Suherman, 2007. Pengantar Teori Ekonomi. PT. Rajagrafindo, Jakarta.
ü  Adji Wahyu, 2007. Ekonomi SMA/MA. PT. Erlangga, Jakarta.
ü  Jumingan, 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bumi Aksara, Jakarta.
Description: Gagasan Usaha (Kewirausahaan) Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Gagasan Usaha (Kewirausahaan)

Thursday, November 22, 2012

Soal-Soal Siklus Akuntansi


1.      Pada tanggal 14 November 2008 perusahaan membeli barang senilai Rp 5.000.000 dengan syarat 2/10, n/30. Jika pelunasan dilakukan pada tanggal 20 November 2008 maka jurnalnya adalah …
(A)  Hutang Dagang                   Rp 5.000.000
      Kas                                        Rp. 5.000.000
(B)  Hutang Dagang                   Rp 5.000.000
        Pembelian                            Rp. 5.000.000
(C)  Hutang Dagang                   Rp 5.000.000
       Kas                         Rp. 4.900.000
       Pot pembelian          Rp. 100.000
(D)  Hutang Dagang                   Rp 5.000.000
       Kas                           Rp 4.500.000
Pot pembelian      Rp 500.000
(E)   Hutang Dagang                    Rp 5.000.000
Kas                      Rp 3.500.000
Pot pembelian      Rp 1.500.000
2.      Pada akhir bulan November 2011 jumlah akhir yang tercatat dalam jurnal khusus pembelian took “LANCAR” Rp 10.000.000. posting dari jurnal pembelian ini adalah …
(A)  Penjualan di debet Rp 15.000.000., Kas dikredit Rp 15.000.000
(B)  Penjual didebet Rp 10.000.000., hutang dagang dikredit Rp 10.000.000
(C)  Penjual didebet Rp 15.000.000., harga pokok penjualan  dikredit Rp 15.000.000
(D)  Piutang dagang Rp 15.000.000., penjualan dikredit Rp 15.000.000
(E)   Hutang dagang didebet Rp 15.000.000., penjualan dikredit Rp 10.000.000
SNMPTN 2012
3.      Pada waktu buku besar belum ditutup diketahui penjumlahan jurnal penjualan Rp 5.650.000 telah terjurnal/diposting ke buku besar Rp 4.150.000. jurnal perbaikannya adalah …
(A)  Pembelian              Rp 1.500.000
       Utang dagang            Rp 1.500.000
(B)  Piutang dagang       Rp 1.500.000
       Penjualan                  Rp 1.500.000
(C)   Penjualan              Rp 1.500.000
       Piutang dagang           Rp  1.500.000
(D)   Penjualan              Rp 1.500.000
       Utang dagang           Rp 1.500.000
(E)   Piutang dagang       Rp 1.500.000
      Pembelian                 Rp 1.500.000
UMB 2012
4.       Bila pada tanggal 1 April 2006, perusahaan menjual secara kredit barang seharga Rp 1.000.000 dengan syarat pembayaran 5/10, n/30, maka bila pembeli membayar pada tanggal 10 April 2006, jumlah yang dibayar adalah …
(A)  Rp 900.000
(B)  Rp 1.000.000
(C)  Rp 700.000
(D)  Rp 950.000
(E)   Rp 500.000
UM UGM 2006
5.      Sebuah perusahaan membeli tanah dan bangunan dengan membayar tunai Rp 5.000.000 dan akan melunasi sisanya dalam tempo 2 tahun. Transaksi tersebut akan …
(A)  Meningkatkan modal sendiri
(B)  Meningkatkan aktiva
(C)  Menurunkan hutang
(D)  Menurunkan aktiva
(E)   Menurunkan modal sendiri
UM UGM 2006
6.      Dibeli suatu barang dengan rincian sebagai berikut :
Harga faktur          Rp 10.000.000
Potongan tunai       Rp 500.000
Dibayar kas                       Rp 9.500.000
Peristiwa tersebut dicatat secara akuntansi sebagai berikut :
(1)   Kredit dalam kas Rp 9.500.000
(2)   Debet dalam perkiraan pembelian Rp 10.000.000
(3)   Kredit dalam perkiraan potongan tunai Rp 500.000
(4)   Debet dalam perkiraan potongan tunai Rp 500.000
SPMB 2006
7.      Pada tanggal 12 September 2006 perusahaan membeli barang dagang senilai Rp 10.000.000 dengan syarat 2/10, n/30. Jika pelunasan dilakukan pada tanggal 29 September 2006 maka jurnalnya adalah …
(A)  Hutang Dagang                   Rp 10.000.000
 Kas                 Rp. 10.000.000
(B)  Hutang Dagang                   Rp 10.000.000
Kas                  Rp 9.800.000
Pot pembelian  Rp 200.000
(C)  Hutang Dagang                   Rp 10.000.000
Kas                  Rp 9.000.000
Pot pembelian  Rp 1.000.000
(D)  Hutang Dagang                   Rp 10.000.000
Kas                  Rp 7.000.000
Pot pembelian  Rp 300.000
(E)   Kas                         Rp 10.000.000
Hutang Dagang            Rp 10.000.000
SNMPTN 2008
8.      Pada tanggal 30 maret 2007, perusahaan melakukan transaksi penjualan barang secara kredit sebesar Rp 5.000.000, maka jurnal untuk tanggal 30 maret 2007 adalah piutang pada sisi debet dan penjualan pada sisi kredit sebesar Rp 5.000.000
SEBAB
Piutang merupakan asset perusahaan yang harus ditagih jika sudah jatuh tempo.
UMB 2008
9.      Dikirim kembali barang yang di beli 3 hari yang lalu secara kredit pada toko Aulya Rp 500.000. pencatatan jurnal berdasarkan transaksi tersebut …
(A)  Utang dagang        Rp 500.000
Toko  Aulya               Rp 500.000
(B)  Utang  Dagang    Rp 500.000
      Barang dagang            Rp 500.000
(C)  Utang dagang       Rp 500.000
Retur pemb dan ph    Rp 500.000
(D)  Kas                      Rp 500.000
     Retur pemb dan ph      Rp 500.000
(E)   Retur pemb n’ph Rp 500.000
    Piutang dag                   Rp 500.000
Description: Soal-Soal Siklus Akuntansi Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Soal-Soal Siklus Akuntansi

Monday, November 19, 2012

Kim Taeyeon (Girls Generation) - Clouser

Taeyeon - Closer


Ost. To The Beautfull You


Haji mothan mari neomu manhayo

Hanbeondo dangshineun deutji mothaetjiman

Nae ape boyeojin nugungal aneunal
Saranghan geureon sarameun anieyo

Sesange geumaneun saramdeul soge
Naegen ojig geudaega boyeojyeotgie

Geudaeman bomyeo seoitneun geolyo
I sarang hooen nan jal moreugetseoyo
Aju eorinaiga hangsang geureohadeuti
Jigeum I sungan ddaseuhi damabollaeyo

Eonjenga natseo ireumi dweeodo
Nae gaseumi geu chueoki da gieokhaltenikka
Hogshirado apeun ibyeori ondaedo
Oneuleun geureon saenggakeun haji mayo

I sesang geumaneun saramdeul soge
Naegen ojig geudaega boyeojyeotgie

Geudaeman bomyeo seoitneun geolyo
I sarang hooen nan jal moreugetseoyo
Aju eorinaiga hangsang geureohadeuti
Deo gakkai deo ddaseuhi annajullaeyo

Ijen nan honjaga aningeolyo
Geu jarieseo oneul naege oh ~
Geudaemani annajullaeyo
Description: Kim Taeyeon (Girls Generation) - Clouser Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Kim Taeyeon (Girls Generation) - Clouser

Saturday, November 17, 2012

Current Assets Dan Current Liabilities (Teori Akuntansi)

Dalam ilmu pengetahuan, pembuatan “klasifikasi” sangatlah penting. Klasifikasi memungkinkan pengelompokan-pengelompokan yang relevan sehingga pengkajian dapat dilakukan dengan lebih seksama. Klasifikasi didalam ilmu pengetahuan biasa disebut “taksonomi” (dari kata bahasa inggris : taxonomy). Contoh taksonomi dalam ilmu hewan adalah pengelompokan binatang-binatang kedalam binatang menyusui, reptilian, amfibia dan lain-lain.
Klasifikasi juga sangat penting dalam teori akuntansi. Dengan mengelompokkan assets tertentu sebagai current assets dan liabilities tertentu sebagai current liabilities, penyusun neraca ingin menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada pembaca neraca. Klasifikasi current assets dan current liabilities pada awal mulanya dilakukan untuk menunjukkan urutan-urutan likwiditas dan tingkat-tingkat solvabilitas tertentu.

Tujuan klasifikasi pos-pos “current”
Tujuan klasifikasi assets dan liabilities adalah untuk memungkinkan pengelompokan data akuntansi sedemikian rupa sebagai mempunyai makna, misalnya : pengertian mengenai kegiatan dan keadaan keuangan perusahaan, prediksi mengenai cahs flow di kemudian hari, makna angka-angka perbandingan dari beberapa periode (zeitvergleich) dan beberapa perusahaan (betriebs-vergleich).

Pikiran manusia hanya dapat menangani sejumlah data yang terbatas pada suatu waktu. Oleh karena itu, maka penyusun neraca harus dapat melakukan klasifikasi dan pengikhtisaran yang relevan bagi sipembaca neraca, agar keputusan untuk memilih mana yang akan diperhatikan dan mana yang diabaikan, dapat diserahkan kepada pembaca.

Apabila para pembaca mempunyai tujuan dan latar belakang yang berbeda-beda, maka klasifikasi dan pengikhtisaran akan menghilangkan informasi dan hubungan-hubungan antara pos-pos yang berharg. Penilaian terhadap pedoman-pedoman ini banyak tergantung dari siapa pembaca neraca yang kita buat, dan informasi apa yang mereka butuhkan.
Informasi bagi kreditur

            Klasifikasi current assets dan current liabilities asal mulanya bertujuan untuk memberikan informasi kepada para kreditur mengenai berapa amannya tagihan mereka.
Ukuran utama mengenai amannya suatu tagihan adalah tingkat likwiditas assets tertentu dan kecukupan assets untuk memenuhi liabilities yang ada, khususnya yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Tekanan pada tingkat likwiditas assets dan urutan mengenai liabilities yang mana yang harus diselesaikan lebih dulu sebenarnya berakar pada tidak tersedianya data operasional yang dapat dipercaya dan Karena para kreditur (khususnya yang memberikan kredit-kredit jangka pendek) merupakan kelompok pemakai informasi keuangan yang terbesar.

            Pengklasifikasian atas pos-pos neraca yang current assets dan non current pada zaman sekarang mungkin tidak penting dibandingkan dengan pada waktu klasifikasi ini semula dikenal. Yang disebabkan oleh : (1) ada beberapa informasi tambahan yang menjadi bagian dari ikhtisar keuangan utama (basic financial statement) seperti ikhtisar r/l dan ikhtisar perubahan keadaan keuangan. (2) penilaian tertentu daripada current assets juga menyebabakan kurang pentingnya ukuran current ratio. Misalnya, current ratio dimana inventory dimulai dengan LIFO kurang begitu penting dibandingkan dengan kalau inventory dinilai dengan FIFO. (3) persyaratan kredit yang menuntut angka working capital (current assets dikurangi current liabilities) atau current ratio tertentu pada suatu tanggal sering-sering menekan akuntan untuk membuat reklasifikasi tertentu atau memaksa manajemen melakukan tindakan tertentu (seperti membayar current liabilities sekalipun belum jatuh tempo) sekedar untuk memberikan gambaran yang “bagus”.
Deskripsi mengenai kegiatan perusahaan

            Salah satu tujuan ikhtisar-ikhtisar keuangan adalah menggambarkan kegiatan perusahaan. Hal ini dapat dicapai antara lain dengan klasifikasi yang dapat berdasarkan (1) berapa seringnya ada peluang untuk memutuskan meneruskan atau memperbaharui suatu komitmen terhadap resources perusahaan dalam bentuk-bentuk investment tertentu, dan (2) berapa seringnay keperluan untuk memperoleh komitmen dalam bentuk-bentuk sumber pembelajaan tertentu.

            Definisi current assets dan current liabilities misalnya, didasarkan atas “daur kegiatan” atau operating cycle perusahaan. Pengelompokan pos-pos current menunjukkan fungsi pos-pos tersebut dalam kegiatan perusahaan dan bukannya timing daripada konversi pos-pos tersebut kedalam kas.

            Klasifikasi current dan  non-current mengasumsikan bahwa working capital erat kaitannya dengan current operations sedangkan assets dan liabilitiesi yang non-current­ berhubungan fungsi perencanaan jangka panjang.

            Kesulitan yang terutama dalam menerapkan tujuan operasional klasifikasi adalah karena dalam kebanyakan perusahaan, hubungan antara working capital dan current operations sedikit sekali. Cash flow yang tersedia bagi pembayaran liabilities dapat berhubungan erat dengan sumber-sumber pembelanjaan jangka panjang disamping dari hasil penjualan inventory.
Klasifikasi berdasarkan struktur akuntansi

            Klasifikasi tertentu sering didasarkan untuk memudahkan proses pembukuan. Pos deferred charge misalnya, tidak lain daripada keranjang sampah untuk pos debet yang tidak atau belum dialokasikan. Timbullah deferred charge yang beraneka ragam seperti “kerugian devaluasi yang ditangguhkan” yang tidak lain daripada pos “sampah”. Pos-pos “sampah” ini muncul karena dalam proses tata buku debet dan kredit harus klop, sedang angka tertentu belum diketahui (atau akuntan sering-sering pura-pura tidak tahu) kemana debet ini harus ditampung. “keranjang sampah” penampungannya adalah deferred charge.

            Namun klasifikasi berdasarkan proses akuntansi tidak relevan bagi pembaca ikhtisar-ikhtisar keuangan. Gilman menyebutkan pos-pos dalam kelompok pertama ini sebagai deferred charges and credits to revenue dan yang terakhir sebagai deferred charges and credits to cash.
Contoh dari pos-pos :
DEFERED

CHARGES
CREDITS
To Revenue
Prepaid expense, inventories, plant and equipment
Unearned income
To Cash
Receivables, marketable securities, dan long tern investments
Semua liabilities kecuali kelompok unearned income
  
            Kesulitan dari tujuan klasifikasi berdasarkan struktur akuntansi adalah karena tujuan ini menjelaskan hasil atau akibat dari suatu prosedur tata buku dan sifatnya yang tidak konseptual atau teoritis. Klasifikasi deferred charges dan  deferred credits memungkinkan penerapan prosedur-prosedur yang tidak mempunyai dasar logika sama sekali, atau tidak memberikan makna kepada arti deferral. Oleh karena itu klasifikasi deferred charges to revenue dan deferred credit to revenue tidak mempunyai dasar teoritis sama sekali.

Klasifikasi berdasarkan metode penilaian
Dari segi teori, prosedur ecletic tidak salah akan tetapi konsep penilaian yang dipilih harus bergantung pada bukti-bukti yang tersedia dan tingkat ketidakpastian dalam keadaan yang bersangkutan. Pengelompokan assets dan liabilities yang menggunakan konsep-konsep penilaian yang berbeda-beda dapat menyesatkan bagi pembaca sekalipun ia seorang yang cukup pengetahuannya.

Prediksi arus kas
            Salah satu tujuan penyajian informasi keuangan adalah untuk memungkinkan peramalan arus kas di kemudian hari. Sekalipun tidak ada satu klasifikasi mengenai resources dan komitmen yang secara tersendiri memungkinkan peramalan mengenai arus kas di kemudian hari, suatu klasifikasi akan relevan apabiladihubungkan dengan informasimengenai arus kas dimasa yang lalu dengan arus kas yang dianggarkan. Klasifikasi semacam iniseharusnya mencantumkan informasi mengenai ancer-ancer timing daripada pencairan resources menjadi kas, atau tersedianya resources ini untuk penjadwalan pembayaran kewajiban-kewajiban.
Working capital
            Konsep working capital menunjukkan net investment yang dibutuhkan untuk mempertahankan kegiatan perusahaan dari hari ke hari; istilah working capital dianggap sebagai lawan dari investment yang diikat untuk periode yang lebih panjang. Working capital juga disebut circulating capital. Investment dalam assets yang diikat untuk jangka panjang misalnya meliputi tanah, pabrik, dan perlengkapan-perlengkapan untuk kegiatan perusahaan. Investment dalam bentuk working capital umumnya dalam proses perubahan yang terus-menerus melalui transaksi-transaksi harian. Karena liabilities jangka pendek tidak dianggap memberikan pembelanjaan yang permanent, maka working capital dipergunakan dalam arti kelebihan current assets terhadap current liabilities.

            Tujuan penyajian informasi mengenai solvabilitas perusahaan, merupakan tujuan yang paling penting dalam penyajian neraca pada mulanya.
Penyajian working capital memberikan beberapa informasi yang valid mengenai kredit jangka pendek karena working capital memberikan indikasi mengenai tingkat perlindungan atau jumlah yang menjadi bantalan karena adanya kreditur jangka panjang dan pemegang saham. Namun demikian, baik working capital maupun current ratio tidak harus merupakan indikasi yang baik mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendek pada saat jatuh tempo. Hal ini disebabkan karena working capital merupakan konsep yang statis sedangkan kemampuan membayar utang-utang bersifat dinamis. Kas yang tersedia untuk melunasi utang-utang, diperoleh dari kegiatan usaha dan bukannya dari pencairan assets tertentu.

Klasifikasi current dan non-current sebagai deskripsi mengenai kegiatan perusahaan, sejak lama telah diakui dalam governmental fund accounting. Current assets dan current liabilities sering disajikan sebagai suatu dana yang terpisah, baik dalam perkiraan-perkiraannya maupun dalam ikhtisar-ikhtisarnya. Istilah fund dipergunakan dalam keadaan untuk menunjukkan assets dan liabilities yang dipisahkan untuk tujuan tertentu sebagai suatu unit kegiatan tertentu.

Deskripsi mengenai working capital sebagai suatu bantalan, mengasumsikan bahwa current liabilities akan dibayar dari resources yang diklasifikasikan sebagai current, dan seolah-olah current assets tidak akan dipakai untuk tujuan-tujuan lain yang mempunyai prioritas lebih tinggi daripada current liabilities. Karena asumsi-asumsi ini tidak realitis, penyajian working capital sebagai suatu angka netto sangat diragukan relevansinya bagi pelaporan informasi keuangan.
Definisi Current Assets

            AICPA Profesional Standards mendefinisikan current assets sebagai “kas dan assets atau resources lainnya yang secara layak dapat diharapkan dapat diwujudkan menjadi atau dijual atau dipakai dalam daur kegiatan usaha perusahaan yang normal”.

            Definisi diatas tidak memberikan penekanan utama kepada sifat kegiatan yang berupa going concern. Penekanan seharusnya diberikan kepada berapa seringnya ada kesempatan untuk memutuskan apakah kita akan meng-komit dana (tidak) bagi kegiatan sekarang. Sebab secara agregatif, current assets bersifat permanen seperti halnya dengan non-current assets, tetapi kesempatan untuk melakukan investasi kembali dalam kegiatan sekarang berada dalam batas waktu satu daur kegiatan. Sekali suatu asset diikat oleh manajemen untuk suatu bentuk investasi jangka panjang, asset ini jangan diklasifikasikan sebagai current assets. Contoh: kas atau surat-surat berharga yang sudah ada komitmen untuk pembelanjaan aktiva tetap dikemudian hari, jangan diklasifikasikan sebagai current assets. Komitmen semacam ini tidak harus bersifat pengikatan hokum (missal dengan saksi-sakis bagi manajemen apabila ada pelanggaran), tetapi harus bersifat eksplisit (misal dengan suatu keputusan rapat).

            Prepaid expenses dimasukkan kedalam current assets karena apabila assets tidak diperoleh, maka akan ada penggunaan current assets dalam periode berikutnya. Jadi klasifikasi prepaid expenses karena merupakan resources yang telah diikat untuk suatu periode yang pendek, yakni daur kegiatan yang sekarang. Prepaid expenses akan menghasilakn dana bagi komitmen selanjutnya, yakni melalui penjualan dan proses penaagihan.

            Daur kegiatan usaha atau operating cycle diartikan sebagai tenggang waktu yang diperlukan untuk mengkonversikan kas menjadi produk yang dijual perusahaan dan kemudian mengkonversikan kembali produk tersebut kedalam kas. Konsep ini memungkinkan pemisahan antara komitmen jangka pendek dan jangka panjang. Aktiva tetap tidak dimasukkan dalam klasifikasi current assets karena jangka waktu perputarannya meliputi beberapa jangka waktu perputaran dari produk yang dihasilkan.

            Kesulitan akan timbul apabila daur kegiatan usaha lebih pendek daripada satu tahun, dalam hal ini umunya diterapkan kaidah satu tahun; yang mengakibatkan klasifikasi current assets tidak men-disclose secara konsisten frekuensi daripada perputaran assets. Tetapi sekalipun kriterium daur kegiatan usaha diterapkan secara konsisten, aka nada kesulitan-kesulitan karena kompleksnya dunia usaha dan ketidakmampuan untuk menetapkan panjangnya suatau daur kegiatan usaha. Frekuensi dari perputaran assets sangat relevan bagi peramalan arus kas, tetapi kemampuan untuk mengkaitkan informasi ini dengan informasi mengenai income dan arus kas menjadi sulit apabila semua current assets diklasifikasikan seolah-olah mereka mempunyai frekuensi sirkulasi atau perputaran yang sama.

Definisi current liabilities
            Current liabilities didefinisikan berdasarkan timing daripada pelunasannya atau kondisi yang mendasari timbulnya current liabilities. Definisi yang pertama, current liabilities meliputi kewajiban-kewajiban yang harus diselesaikan dalam waktu satu tahun atau sebelum berakhirnya suatu daur kegiatan usaha. Definisi kedua, current liabilities meliputi kewajiban yang harus diselesaikan dengan penggunaan current assets, atau liabilities yang timbul dalam hubungannya dengan apa-apa yang akan dipergunakan dalam daur kegiatan usaha.

            Kedua pandangan ini tidak mempunyai makna interpretasi ekonomi yang kuat. Kaidah satu tahun sangatlah arbitrer dan kaidah mengenai daur kegiatan usaha sangatlah mengambang. Asumsi bahwa current liabilities akan dibayar dari current assets tidak rialistis sekalipun dalam kondisi likwidasi secara penuh. Assets dikonversikan secara berturut-turut kedalam bentuk yang makin lama makin lebih likwid, sedangkan current liabilities mempunyai jatuh tempo yang satu sama lainnya tidak berhubungan. Alternative lain adalah untuk mengklasifikasikan liabilities berdasarkan tanggal-tanggal jatuh tempo sehingga memungkinkan interpretasi yang lebih baik dan informasi yang lebih mengenai prediksi arus kas dikemudian hari.

            Current liabilities lebih erat hubungannya dengan arus kas operasional ketimbang hubungannya dengan assets yang ada pada suatu tanggal. Current liabilities timbul karena pembelanjaan jangka pendek dari kegiatan usaha untuk periode berjalan, dan biasanya dilunasi dengan kas yang diperolehnya dari kegiatan dalam periode yang berjalan.

            Meskipun current liabilities secara agregatif cenderung bersifat agak permanent, tetapi berbeda dari long term liabilities dalam beberapa hal: (1) current liabilities memerlukan perhatian yang lebih sering dalam pembelanjaan kembalinya. (2) juga memberikan kesempatan-kesempatan yang lebih sering untuk berpindah dari satu sumber dana kepada sumber dana yang lain.

Kelemahan klasifikasi Current Assets dan Current Liabilities
            Definisi mengenai current assets dan current liabilities dianggap memberikan informasi kepada pemakai ikhtisar keuangan. Namun demikian definisi-definisi ini tidak cukup untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena adanya kelemahan-kelemahan sebagai berikut:
1.      Salah satu daripada tujuan klasifikasi adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi kreditur. Kreditur biasanya mempunyai minat kepada kemampuan debitur untuk melunasi hutangnya pada saat jatuh tempo. Kemampuan ini sangat tergantung kepada hasil dari kegiatan yang diharapkan.
2.      Kreditur juga mempunyai minat terhadap solvency perusahaan, yakni kemungkinan untuk memperoleh kembali tagihan dalam hal perusahaan dilikwidasi.
3.      Beberapa assets seperti interest receivable tidak berasal dari kegiatan yang sama seperti dalam hal accounts receivable dan inventory, namun semua pos ini dikelompokkan bersama-sama sebagai current assets.
4.      Pembedaan antara working capital dengan investment dalam bentuk long current assets juga agak kabur. Investment dalam saham-saham perusahaan lain untuk tujuan jangka panjang sebenarnya juga terikat kepada receivables dan inventories, sebagaimana halnya dengan aktiva tetap perusahaan yang sahamnya dibeli.

Monetary current assets
            Monetary current assets atau aktiva lancer moneter merupakan klaim terhadap sejumlah rupiah dengan deya beli umum (general purchasing power) yang akan tersedia dan dimaksudkan untuk dipakai dalam operasi berjalan (current operation) dalam suatu daur kegiatan atau periode satu tahun, tergantung mana yang lebih lama. Monetary current assets meliputi uang dalam berbagai-bagai bentuk (petty cash fund, cash in bank, charge funds dan lain-lain) dan klaim terhadap uang atau tagihan-tagihan (seperti accounts receivable). Tagihan-tagihan ini biasanya disebutkan dalam kontrak-kontrak yang formal maupun informal (seperti faktur) yang menetapkan bahwa pihak kedua berkewajiban membayar kepada perusahaan (pihak pertama) sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal tertentu atau dalam suatu periode tertentu.

Uang
Kas dalam berbagai-bagai macam bentuk dinyatakan dengan nilai sekarang atau current value. Current value dapat ditetapkan, misalnya dari nilai nominal uang kertas dan logam uang yang dipunyai atau dari saldo cash in bank.
Uang dalam bentuk uang asing (misal US dollar, Yen, Gulden dan lain-lain) yang dapat diubah kedalam rupiah harus dinyatakan dalam rupiah ekwivalen pada tanggal neraca.

Receivables
            Receivables dan monetary securities (seperti sertifikat deposito bank dan piutang promes dari lembaga keuangan non-bank diindonesia) harus dinilai dengan discounted value atau present value dari nilai kas yang akan diterima dikemudian hari. Karena kas baru diterima di kemudian hari, maka receivable atau monetary securities pada saat sekarang tidak bernilai sebesar nilainya pada saat jatuh tempo (maturity value). Kecuali dinyatakan secara tegas, maka tingkat bunga atau diskonto yang harus dipergunakan adalah tingkat bunga yang berlaku dipasaran untuk tingkat resiko yang sama. Dalam hal accounts receivable, pendiskontoan umumnya tidak dilakukan karena selisih antara present value dan maturity value tidak material.

            Faktor lain dalam penentuan nilai accountans receivables adalah ketidakpastian mengenai penagihan. Revenue harus diukur dengan jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Receivables, juga harus dinilai berdasarkan jumlah yang diharapkan dapat ditagih, yakni dengan mengurangi suatu taksiran untuk jumlah yang tak tertagih (suatu “allowance) dari maturity value. Taksiran ini didasarkan atas receivables yang banyak (jumlah langganan bukan jumlah nilai), karena jumlah yang sebenarnya dapat ditagih akan lebih mendekati expected value apabila taksiran didasarkan kepada jumlah receivables yang banyak dibandingkan receivables sedikit.
Monetary investments

            Monetary investments yang mempunyai tanggal jatuh tempo dan maturity value, sebenarnya harus diperlakukan seperti account receivable, yakni dengan memperhitungkan discount factor dan ketidakpastian dalam penagihan. Namun demikian, bunga biasanya sudah dicakup dalam kontrak dan risiko tidak tertagih, umumnya kecil.

            Untuk monetary investments yang berbentuk surat-surat berharga yang diperdagangkan (marketable securities) harus diperhatikan bahwa current value atau market exchange values dapat berubah-ubah juga karena perubahan tingkat bursa.

        Prosedur akuntansi yang konvensional mencatat surat-surat berharga yang diperdagangkan dengan dasar COMWIL (cost or market, whichever is lower). Argumen untuk penggunaan metode ini adalah bahwa cost umumnya merupakan cara yang terbaik untuk mengukur gains dan losses yang sudah direalisasi atau diwujudkan, yaitu apabila surat-surat berharga ini sudah dijual. Apabila market price melampaui cost dan surat berharga tersebut belum dijual, maka secara tehnis gain belum direalisasi, karena sifatnya yang sementara sehingga mungkin gain ini akan hilang sebelum surat-surat berharga tersebut dijual. Kalau market price lebih rendah dari cost ada pandangan bahwa losses harus dicatat dan bahwa surat-surat berharga tidak boleh disajikan pada neraca dalam jumlah yang melebihi current relizable value.

            Ada dukungan untuk mempergunakan current market prices dalam penilaian surat-surat berharga yang diperdagangkan. Alasan-alasan untuk penggunaan current market prices adalah: (1) harga-harga dapat diperiksa kebenarannya (verifiable) dan memberikan informasi yang berguna bagi para investor. (2) harag-harga memberikan informasi yang lebih berguna mengenai akibat daripada penahanan surat-surat berharga (yakni mengenai timbulnya holding gain atau holding loss). Informasi tentang gain atau loss dari menahan suatu surat berharga sama pentingnya dengan informasi tentang gain atau loss karena penjualan. (3) apabila surat-surat berharga yang sama tetapi dibeli pada tanggal-tanggal yang berlainan, seharusnya mempunyai nilai yang sama pada tanggal tertentu.

            Perusahaan dapat juga menanamkan uangnya dalam obligasi (seperti pada obligasi Bank Pembangunan Indonesia) sebagai temporary investment. Tidak tepat menggunakan maturity value untuk mencatat nilai investment, akan tetapi mengamortisasikan premium atau discount yang timbul pada saat pembelian juga tidak benar. Penggunaan harga-harga dibursa (current market quotations) sebenarnya lebih tepat, bukan saja karena obligasi akan dijual dengan harga yang berlaku dibursa, tetapi juga karena harga dibursa juga mencerminkan tingkat bunga yang berlaku.

Nonmonetary current assets
            Nonmonetary current assets adalah hak atau klaim yang pada suatu tanggal di kemudian hari tidak dapat dikonversikan ke dalam sejumlah nilai (rupiah, dollar dan lain-lain) yang dapat diketahui pada saat sekarang. Contoh Nonmonetary current assets adalah investment dalam bentuk saham biasa dari perusahaan lain, inventory dan prepaid expaense. Assets ini mempunyai ciri khas yang berbeda dari monetary assets yaitu bahwa current value mereka tidak dapat ditaksir dengan mendiskontokan maturity value mereka dan dengan adjustments untuk ketidakpastian mengenai penagihan.

            Namun demikian, masing-masing asset dalam kelompok nonmonetary current assets tidaklah mempunyai sifat-sifat yang homogeny. Investment dalam common stock perusahaan lain, mempunyai sifat yang serupa dengan monetary investment yakni dalam hal kemudahannya untuk dikonversikan kedalam kas pada saat diperlukan. Pengkonversian inventory kedalam kas memerlukan proses penjualan dan penagihan. Sedangkan prepaid expense tidak secara langsung dikonversikan menjadi kas; manfaat prepaid expense bagi perusahaan dinikmati melalui penggunaannya dalam current operation. Tetapi dari segi prosedur, inventory dan prepaid expense diperlakukan secara sama yakni sebagai jumlah yang harus dialokasikan kepada biaya di kemudian hari.

Nonmonetary investments
            Temporary investment dalam common stock perusahaan-perusahaan lain biasanya diperlakukan sama dengan monetary current investment, yaitu dinilai berdasarkan cost atau comwil. Alasan penanggungan kedua metode ini dan kelemahan-kelemahan mereka sama seperti pembahasan mengenai monetary investments. Dengan kelemahan mengenai comwil yang sudah disebutkan maka current market price jelas merupakan metode yang lebih tepat.

            Temporary investments biasanya merupakan bentuk penanaman yang dipilih perusahaan dalam hal kelebihan kas atau yang biasa disebut sebagai secondary cash reserves. Oleh karena itu dividend income dan interest income maupun gains atau losses (baik yang karena penahanan maupun penjualan asset) biasanya bersifat insidentil terhadap kegiatan perusahaan yang utama. Meskipun pendapatan bunga dicatat pada saat menjadi hak (pendapatan di-accrue) akan tetapi hasil dividen tidak di-accrue. Dividend income baru diakui pada saat dividen diumumkan; pertimbangannya adalah karena pemegang saham belum mempunyai hak secara hokum sebelum dividen ini diumumkan dan juga karena jumlah dividen belum dapat diketahui sebelum ada pengumuman. Secara teoritis, apabila expectation mengenai pembayaran dividen dapat dipastikan (misal hasil yang dicapai perusahaan dan kebijaksanaan dividen yang dianut selama ini), dividenpun sebenarnya dapat di-accrue.

            Gains atau losses karena menahan suatu investment sewaktu harga-harga dibursa berubah-ubah, juga terjadi secara bertahap. Prosedur yang generally accepted untuk pengakuan gain atau loss ini ialah pengakuannya pada saat penjualan atau kalau belum dijual, hanya loss yang diakibatkan oleh penerapan comwil saja yang dapat diakui. Sebenarnya pengakuan gain atau loss Karena perubahan harga-harga dibursa dapat memberikan informasi yang berguna kepada investor, kreditur dan manajemen. Para investor dapat memperoleh gambaran mengenai current worth dari perusahaan dan sekaligus dapat mengevaluasi keputusan manajerial mengenai investments; para kreditur dapat memperoleh pandangan yang lebih baik tentang solvencyperusahaan; sedangkan para manajer dapat mengevaluasi dengan lebih baik, dampak penahanan maupun dampak penjualan kertas berharga.

Prepaid expenses
Prepaid expenses adalah manfaat-manfaat yang akan diterima perusahaan dikemudian hari dalam bentuk jasa-jasa. Prepaid expenses ini dapat berupa : supplies ( buat kantor atau pabrik), prepaid rent, premi asuransi yang belum jatuh tempo dan lain-lain.
Meskipun untuk tujuan klasifikasi, assets dalam kelompok prepaid expenses tersebut memang mempunyai ciri-ciri yang sama, namun juga terdapat perbedaan-perbedaan yang cukup penting diantara assets tersebut. Beberapa diantara assets tersebut mempunyai wujud atau tangible (misal supplies), lainnya merupakan suatu hak penggunaan assets yang dimiliki oleh orang lain (seperti prepaid rent), sedangkan prepaid expense tertentu berkaitan dengan assets atau liabilities yang lain.

Pengukuran current liabilities
Pengukuran current liabilities dan pengaruhnya terhadap penyajian working capital dan terhadap perhitungan net income.

Monetary current liabilities
Kebanyakan current liabilities bersifat “monetary” dalam arti bahwa liabilities diselesaikan dengan pembayaran sejumlah uang tertentu dalam waktu dekat. Jumlah liability telah ditetapkan dalam suatu perikatan yang formal (misal kontrak) atau perikatan yang informal (misal faktur pembelian). Apabila perikatan mensyaratkan pembayaran sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal di kemudian hari tanpa pembayaran bunga, maka present value dari liability adalah jumlah pembayaran kemudian yang didiskontokan.

Apabila liability akan diselesaikan dalam waktu yang pendek, maka pendiskontoan dapat diabaikan karena jumlah diskonto yang immaterial. Tetapi apabila bunga atau diskonto material jumlahnya, maka present value dari liability yang seharusnya dicatat. Para akuntan biasanya tidak konsisten dalam hal ini. Interest-bearing notes biasa dicatat dengan present value sedangkan noninterest-bearing dicatat dengan maturity value-nya (present value dalam interst-bearing note dan maturity value dalam noninterest-bearing note disebut face value). Seharusnya kedua-duanya dicatat dengan present discounted value. Apa yang biasanya dikenal sebagai “prepaid interest” seharusnya dikurang dari face value untuk memperoleh present discounted value.
Accrued liabilities pada dasarnya tidak berbeda dari current liabilities yang lain. Liability timbul dari penggunaan jasa-jasa dan kewajiban membayar yang diatur dalam perikatan yang formal atau yang tidak formal. Karena jasa-jasa biasanya diterima secara berkesinambungan maka pencatatan expense dan accrual biasanya dilakukan pada akhir periode. Tetapi kalau suatu perikatan atau market price tidak tersedia, accrual sebenarnya merupakan hasil alokasi yang bersifat arbitrer.
Nonmonetary current liabilities
            Nonmonetary current liabilities merupakan kewajiban-kewajiban untuk memberikan barang dan jasa dalam jumlah dan kwalitas tertentu dikemudian hari. Kewajiban biasa timbul dari pembayaran dimuka atas jasa-jasa yang dilakukan oleh para langganan. Misalnya dalam hal langganan majalah atau surat kabar untuk beberapa bulan. Beberapa kewajiban timbul dari pembayaran dimuka oleh para langganan untuk suatu barang yang agak khusus, misal dalam persyaratan-persyaratan tehnis khusus atau karena merupakan suatu barang yang baru (contoh pembayaran dimuka untuk pembelian Corolla GL yang penyerahannya dilakukan kemudian). Akan tetapi harus diperhatikan bahwa tidak semua penerimaan dimuka merupakan liabilities yang bersifat “nonmonetary”. Ada monetary advances yang merupakan advances yang dapat dipergunakan untuk pembelian dikemudian hari dengan harga-harga yang berlaku pada waktu advance diselesaikan. Nonmonetary liabilities dinyatakan dalam harga-harga dan syarat-syarat mengenai barang dan jasa yang telah ditetapkan lebih dulu. Jadi monetary value dari barang-barang dan jasa-jasa dapat berubah, akan tetapi jumlah dan kwalitasnya tidak boleh berubah.

            AICPA Profesional Standards (paragraf 2031.07) secara khusus memasukkan advances untuk penyerahan barang atau pemberian jasa-jasa dalam operasi perusahaan yang normal, sebagai current liability. Perlakuan ini tepat karena : (1) advance merupakan suatu transaksi pembelanjaan dan bukan suatu transaksi yang menghasilkan revenue (2) kewajiban untuk memberikan barang dan jasa umumnya merupakan bagian dari kegiatan yang ada. Hanya dalam transaksi-transaksi yang insidentil, advances merupakan kewajiban perusahaan yang melewati daur kegiatan perusahaan.
Description: Current Assets Dan Current Liabilities (Teori Akuntansi) Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Current Assets Dan Current Liabilities (Teori Akuntansi)